Lihat ke Halaman Asli

Dinar Febri Budiman

Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Cinta dan Nestapa

Diperbarui: 18 Agustus 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Dinar Febri Budiman

Aku mendambakan sosok yang mengasihi seperti ibu dan alam,

Dengannya aku terlahir dan tumbuh.

Senyum dan pangkuan adalah rumah bagi jiwaku yang lelah,

aku yang menelan pahit kegagalan lalu mereguk air mataku sendiri dan pincang harapan.


Betapa sulit dunia bagiku yang jauh dari dekapan harta,

rasa penuh nestapa ditinggalkan karena kekurangan yang aku sendiri tak menginginkannya.

Karena aku tak tampan dan berharta, untuk dicintai aku hanya bisa memulai mencintai, aku belajar memahami bahasa hati dari yang diterjemahkan oleh tingkah laku wanita untuk ku pahami.

Kata-kata indah yang dengan nada lembut harus dimulai dengan senyuman, karena wanita memanglah jelma'an putri malu di kehidupan, mereka sungguh sangat perasa.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline