Lihat ke Halaman Asli

Pelangi Sore-ku

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini tak seperti biasanya, di atas motor tua dalam perjalanan menuju rumah dari Kampus ParangTambung, tiba-tiba hujan rintik menyapa keseriusanku dalam berkendara. rintik hujan yang seperti Batu-Batu kecil itu memecah pandangan dan entah mengapa semuanya terjadi begitu cepat, sampai akupun tak sadar bahwa hujan itu telah membawaku kepadamu, bukan kepadamu tapi kenangan akan tentangmu. Bukan, bukan kenangan akan tentangmu namun kenangan akan tentang kita. Ya, seketika hujan itu membawaku ke semua "ketika" yang pernah terjadi antara kita. Ketika kau tersenyum penuh arti kepadaku, Ketika kau menggenggam tangan yang membawa kehangatan bagi dinginku, ketika kau memeluk pundak dan melepas semua bebanku, ketika semua kata-kata cinta seolah mengalir begitu saja dari lubuk hatimu, ketika kau dan aku dalam khayalan akan masa depan kita. Rintik itu-pun berhenti, menyadarkanku atas lamunan yang barusan terjadi, menyadarkan bahwa sudah lama kau tak di sini, di sampingku melewati waktu. Rintik pun berlalu, pelangi indah di sore hari menampakkan senyumnya di arah Timur. Seolah menyampaikan kabar gembira kepada bumi, kepada siapa saja yang ada di bumi. Tapi mungkin tidak denganku, bertahun-tahun sejak hujan soreku, pelangi itu tak kunjung hadir menyapa sedihku, tak perlu mengahpus sedihku, tak perlu hapus ingatanku, tak perlu hapus kenangan itu. Pelangi Sore-ku, kapankah kau akan menyapaku..?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline