Lihat ke Halaman Asli

Gagal dan Terus Salahkan Orang Lain, Layakkah Jokowi Jadi Presiden?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="sumber: gm1.ggpht.com"][/caption] Jokowi, tak henti – hentinya menyalahkan pihak lain atas kegagalannya membangun ibu kota negara, DKI Jakarta. Pada masa kampanye, Jokowi berujar bahwa dua persoalan krusial DKI; banjir dan macet bukanlah perkara sulit untuk diselesaikan, bercermin dari pengalamannya membangun Solo.

Namun, untuk kedua hal tersebut, nyatanya Jokowi gagal. Kemampuan pengelolaan anggaran yang disebut – sebut menjadi keahliannya juga hanya isapan jempol. Miliaran rupiah anggaran daerah tak terealisasi dengan maksimal. Jakarta tetaplah kota macet dan banjir.

Hari ini, Selasa (18/02), liputan6.com menurunkan pemberitaan yang berisi Jokowi kembali menyalahkan Mendagari karena pembangunan rusun Komaruddin tak kunjung terealisasi. Sepertinya Jokowi kembali menyerang Gamawan Fauzi setelah dirinya mendapat teguran atas lambatnya pembahasan APBD. Namun Jokowi tak tinggal diam, ia menimpakan kesalahan ini pada DPRD yang dianggapnya memperlambat proses pembahasan anggaran.

Kembali pada persoalan rusun Komarudin. Jokowi menyalahkan Mendagri karena APBD 2014 yang telah disahkan DPRD belum ditandatangani oleh Gamawan Fauzi.

"Kalau yang namanya memperbaiki itu (rusun Komarudin – red) perlu apa? perlu anggaran kan, anggarannya sudah keluar belum dari Kemendagri? Belum kan, ya berarti tidak bisa menggunakan anggaran," kata Jokowi.

Selain menyalahkan Mendagri, Jokowi juga menyalahkan warga. Menurutnya warga sulit diajak bekerja sama lantaran tidak bersedia dipindahkan ke tempat yang jauh dari lokasi sebelumnya.

"Kenapa rusun kita enggak siap? Karena membangun rusun itu perlu lahan. Lahan itu kalau cari di sekitar lokasi juga sudah sangat sulit, tapi kalau dipindahkan jauh, misalnya ke Marunda atau ke Cengkareng, mereka juga tidak mau. Problemnya ada di situ,"lanjut Jokowi.

Jika Jokowi terus menyalahkan pihak lain atas kegagalannya, kapan ia akan mengevaluasi diri untuk bekerja lebih? Seorang pemimpin yang baik tidak pernah melimpahkan kesalahannya pada orang lain apalagi rakyatnya sendiri. Jika kita cermat, inilah sifat asli Jokowi sesungguhnya.

Jokowi seperti menggadaikan kepercayaan warga DKI yang telah mendukungnya untuk pencitraan dan memuluskan jalannya menuju RI 1. Jika Jokowi berani jujur, apa keberhasilan yang telah dicapainya? Untuk melihat itu, kita bisa ke Solo. Kemiskinan di Solo terus meningkat dan rakyat kian menderita selama Jokowi menjabat Wali Kota.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline