Lihat ke Halaman Asli

Adrian Diarto

TERVERIFIKASI

orang kebanyakan

Puisi | Angin Kemarau dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 25 September 2018   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

*Catatan untuk Na (273)

Rasanya sudah lama tidak berbincang tentang kopi, ya
Tentang permukaan yang legam mencermin
Juga tentang rasa pahit yang membuat banyak hal terasa lebih kuat

Seperti senyum yang dapat mewakili kegembiraan dan kesedihan, kekecewaan dan kepenuhan
Rasa pahit menguatkan menerima kegembiraan pun kesedihan, kekecewaan pun kepenuhan

Ketika sinar matahari pagi jatuh ke sisi cangkir kopi, aku akan telah menunggumu kelak
Sesaat kemudian irisan sinar lainnya pasti menggandeng senyummu

Oh ya, bukankah kita telah bersepakat tentang hanya setengah cangkir dan tanpa gula?

Kopi pahit bak pertemuan antara sungai kesedihan dan sungai kegembiraan, sungai kekecewaan dan sungai kepenuhan

Ia adalah keberadaan di antara ketiadaan

Kesedihan di antara kegembiraan, dan kegembiraan di antara kesedihan
Kepenuhan di antara kekecewaan, dan kekecewaan di antara kepenuhan

Setengah cangkir kopi pahit adalah keniscayaan, saat penerimaan pada akhirnya melampaui pengingkaran

Seperti pada suamu

| Kualanamu | 13 September 2018 | 17.08 |




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline