Lihat ke Halaman Asli

Hidup Sehat tanpa Gula, Bisa?

Diperbarui: 26 November 2022   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak suka dengan makanan dan minuman dengan cita rasa manis? Rata-rata semua suka. Sejak covid-19 melanda tiga tahun yang lalu saya mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis ataupun yang berupa olahan. Alasannya bukan karena punya penyakit gula. Namun karena ketakutan saya dengan kondisi kesehatan yang memburuk di Indonesia saat itu. 

Berita kematian, laporan perkembangan pasien dan penyintas covid-19 di mana-mana. Sungguh, saya tertekan. Kebanyakan kasus covid terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes dan darah tinggi.

Saya percaya pada omongan beberapa orang waktu itu bahwa virus corona suka dengan inang yang memiliki pasokan gula yang banyak. Saya perhatikan, orang yang suka makanan manis-manis cenderung lebih sering terkena radang tenggorokan dan batuk pilek. 

Meskipun bisa saja itu karena makanan yang kurang higienis atau faktor yang lain. Akhirnya saya pun mulai dari mengurangi porsi makan nasi, memperbanyak makan sayur mentah, lebih sering minum air putih, tidak minum susu, dan lainnya. 

Jika ingin minum teh atau jus, saya pastikan itu teh tawar atau jus tanpa gula. Intinya segala hal yang memiliki kecenderungan mengarah kepada gejala covid-19, pasti saya hindari. Hasilnya? Tubuh lebih fit dan ringan. 

Ketika keluarga dan tetangga sekitar mengalami gejala covid, mulai dari batuk, pilek, sesak napas, sakit kepala, juga radang tenggorokan nasional kata saya, hingga banyak yang jatuh sakit, bahkan meninggal dunia, alhamdulillah saya masih diberi daya tahan tubuh yang bagus oleh Allah.

Karena kebiasaan tersebut, saya tak luput menerima protes dari suami lantaran bobot tubuh yang semakin menurun. Oh iya, sebelumnya saya memang sudah kurus. Dengan menerapkan pola baru ini, saya jadi tambah kurus. Saya memang belum sepenuhnya menerapkan pola hidup sehat.  

Olahraga juga jarang. Jadi masalahnya saya belum mau tahu secara pasti dengan mencari dan menerapkan bagaimana makan dan minum yang benar, yaitu tetap mengurangi gula tetapi tidak kurus. Yang pasti caranya pasti sudah banyak di internet. 

Tinggal komitmen menjalani hidup dengan benar yang kurang kuat. Apalagi urusan makanan. Buat saya, selama enak di lidah, ya makan. Meskipun makan hanya di jam-jam tertentu tetapi saya tidak pernah membatasi isi piring. Tentu ini tidak tepat.

Namun, benarkah virus covid suka dengan tubuh yang mengonsumsi banyak gula?  Menurut dr.  Lily Indriani Oktavia, MT, M.Gizi, makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi terbukti berpengaruh pada tingkat kematian covid-19 dengan adanya peningkatan inflamasi kronis dan obesitas. 

Inflamasi kronis adalah perwujudan klinis utama covid-19 dan sindrom metabolik. Jadi, dengan kita membatasi asupan gula pada tubuh maka risiko kematian dapat memutus rantai penyebaran gejala covid-19 dan mengurangi penyakit kronis yang lain seperti diabetes, darah tinggi atau serangan jantung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline