Lihat ke Halaman Asli

Dianair_

Oke kamu bisa

Kerukunan Antarumat Beragama di Kecamatan Gempol

Diperbarui: 20 Maret 2020   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gempol adalah sebuah kecamatan yang berada di kabupaten pasuruan, provinsi jawa timur, Indonesia. Kecamatan gempol merupakan salah satu kecamatan yang yang letaknya paling barat dan berbatasan langsung dengan kabupaten sidoarjo dan kabupaten mojokerto. Kecamatan gempol memiliki 12 desa diantaanya, winong, karangrejo, legok, panderejo, bulusari, randupitu, carat, jeruk purut, kejapanan, kepulungan, dan gempol baru.

Agama merupakan pegangan hidup semua orang, agama juga merupakan tonggak yang paling utama bagi pembangunan karena ilmu tanpa agama itu buta, sedangkan agama tanpa ilmu itu pincang. Mengenai agama yang dianut oleh masyarakat daerah gempol dapat dikatakan homogen.

Masyarakat kecamatan gempol menganut agama islam dan kristen. akan tetapi mayoritas masyarakat kecamatan gempol beragama islam. meskipun dalam satu kecamatan kita memliki keyakinan yang berbeda, kita tetap saling menghargai, menghormati, tetap rukun. Karena untukmu agamu dan untuku agamaku.

Di daerah gempol baru ada yang unik menurut saya, dimana tempat beribadah antara umat islam dan Kristen berdekatan. Dalam hal ini tidak membuat antara kedua umat beragama tersebut bentrok. Malah membuat mereka rukun. Memang TUHAN kita berbeda tapi kita tetap saudara setanah air. Berbeda keyakinan tidak membuat kita menjadi seorang yang anti toleran.

Di daerah gempol baru juga terdapat banyak toko klontongan, dimana toko tersebut adalah milik orang yang berasal dari keturunan china. Mereka yang berjualan disitu merasa nyaman dan tenang, meskipun mereka hanyalah minoritas dalam daerah tersebut.

Bahasa yang mereka gunakan adalah jawa, namun ada juga yang menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu keberagaman yang ada di daerah gempol.

Meskipun kebanyakan beragama islam, akan tetapi mereka tidak satu organisasi. Ada yang menganut nadhatul ulama ada juga yang menganut muhammadiyah. Meskipun beda organisasi tetapi tetap satu naungan yaitu ahlusunnah wal jamaah.

Meskipun dalam hal sholat kita ada yang berbeda dalam suatu gerakan atau bacaan, kita tetap saling menghormati, menghargai. Meskipun berbeda itu bukanlah masalah besar yang penting tetap pada ajaran yang telah diajarkan Nabi saw.

Dalam hal pendidikan pun juga demikian. Meskipun ada sekolah SD MUHAMMADIYAH tidak semua yang bersekolah disitu orang muhammadiyah juga, orang Nahdhatul ulama pun juga ada, sebaliknya juga yang bersekolah di Madrasah ibtudaiyah NU tidak semua yang bersekolah disitu orang NU ada  juga orang MUHAMMADIYAH.Begitu pula dengan acara rutinan seperti tahlilan, diba'an.

Orang NU meyakini bahwa dengan tahlilan atau kirim do'a pada orang yang sudah meninggal akan sampai do'a tersebut kepada yang meninggal, akan tetapi orang muhammadiyah tidak meyakini akan hal itu. Pada suatu saat ada tetangga saya meninggal dunia ia seorang Muhammadiyah kita tetap melayat dan tahlilan di rumah tersebut.

Meskipun orang yang meninggal muhammadiyah tetapi mereka menghargai kebiasaan orang Nahdhatul ulama yang biasa tahlilan ketika ada orang meninggal. Meskipun yang satu Nahdatul ulama yang satu muhammadiyah kita sama sama ahlusunnah wal jamaah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline