Lihat ke Halaman Asli

Diah Asih Sukesi

Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Buni atau Boni Tanaman Langka yang Masih Dicintai

Diperbarui: 1 Agustus 2021   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dok. Pribadi

Telp berdering, ketika aku lihat yang menghubungi adalah salah seorang temanku namanya Ibu Marni. Dia ingin berkhabar bahwa buah buni yang ada di rumahnya saat ini sedang berbuah.

Dia selalu ingat ketika aku lahap sekali memakan rujak buni buatannya.

Pembaca, pasti ada yang mengenal buah ini atau bahkan hanya mengenal di dunia maya atau ada yang tidak mengenal sama sekali.

Kalau menilik kisah kecil penulis, aku mengenal buah ini selalu ada ketika bulan ramadhan dan sajiannya selalu di dalam sebuah cobek, iya buah buni atau ada sebagian orang yang menyebut buah boni ini , biasanya selalu dirujak dengan diuleg dicampur gula merah, garam dan terasi, disajikan di dalam cobek dan kami mengambil dengan piring kecil, ini santapan luar biasa bagi penulis.

Tetapi kalau kakakku dia lebih suka buah buni yang berwarna hitam karena rasanya manis dan tidak masam.

Ayuk kita kenali profil  pohon buah buni dan kenapa dianggap sebagai pohon langka.

Pohon buni menurut wikipedia Buni atau wuni adalah spesies pohon, tingginya mencapai 30 m, kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, buahnya kecil-kecil tumbuh dalam gugusan, buah yang matang berwarna kehitam-hitaman dimakan mentah atau digunakan dalam masakan; pohon ini dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan.

Buni atau antidesma bunius hidup ditempat ketinggian 1400 meter diatas permukaan laut. Tanaman asli Asia Tenggara dan Australia bagian selatan sudah jarang dijumpai. Dan tergolong buah langka. Buahnya berbentuk bundar dan cukup kecil layaknya buah ceri, biasanya dijadikan esktrak minuman. 

Buah buni ini mengandung vitamin A, B1, C, dan E serta mineral, zat besi, fosfor, dan kalium.

Banyak orang yang abai atau kadang tak tahu bahwa khasiat buah buni adalah :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline