Cerita Fiksi
"Cah Ndeso Anak Petani Wutun Njero Alas Blora Berhasil Bikin UNY Buka Kampus di Blora!'
Jangan Minder: Tuntunlah Ilmu Sampai ke Kampus UNY
Blora --- Dari Tengah Alas Menuju Bangku Kuliah
Siapa sangka, dari balik lebatnya jati dan jalan tanah di Wutun Njero Alas Blora, muncul gelombang semangat anak-anak desa yang akhirnya bikin Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) buka kampus di tanah kelahiran mereka sendiri.
Namanya Karjo. Anak petani, hobi ngarit, biasa naik sepeda ke ladang. Tapi pikirannya jauh menembus batas kabupaten. "Meskipun aku lahir di pinggiran hutan, tapi aku yakin, ilmu bisa bikin hidup berubah," katanya sambil tersenyum polos. Dari Karjo, lahir gerakan:Cah Ndeso Ora Minder!
Barongan, Tayub, dan Buku di Tangan
Ketika kabar kampus UNY akan hadir di Blora terdengar, masyarakat tak tinggal diam. Mereka menyambut dengan gebyar budaya. Barongan meliuk lincah, Tayub menghentak irama, dan warga membawa simbol ilmu---buku dan pena---menari di tengah arak-arakan.
Kata Kepala Desa: "Iki sejarah, Le. Kampus datang bukan karena gedung mewah, tapi karena semangat anak-anak kita."
Persikaba: Dari Stadion ke Kampus
Yang biasanya sorak-sorai di stadion, kini turun ke jalan. Suporter Persikaba berdiri berdampingan dengan pelajar dan petani, meneriakkan satu yel-yel baru:
"Blora Ora Ndeso, Blora Nduwe Masa Depan!"
Pemain Persikaba bahkan ikut kampanye belajar: "Main bola penting, tapi sekolah juga wajib!"
UNY Takluk oleh Semangat Desa
UNY awalnya hanya mampir ke Blora untuk program pengabdian. Tapi mereka kaget. Anak-anak desa datang bawa semangat luar biasa. Bukan minta bantuan, tapi ngajak kolaborasi.
Akhirnya, diputuskan: Kampus UNY Cabang Blora akan dibangun.
Letaknya? Dekat sawah, dekat masyarakat. Karena di sanalah ilmu paling bermakna: ketika bisa dirasakan rakyat.