Lihat ke Halaman Asli

Dewi Pagi

TERVERIFIKASI

Penyamun Hati

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428146618942401482

[caption id="attachment_359068" align="aligncenter" width="600" caption="Pic from wedthebook.com"][/caption]

Puisi selalu menunjukmu sebagai peran utama
pada penggalan seribu bait yang tercipta
entahlah, entah mengapa
barangkali kisah kita serupa dongeng klasik tentang cinta
aku ratu engkau laksana raja
.
adalah asmara
lambungkan bara ke udara
pada semesta langit tanpa batas
lagu rindu yang saling berbalas
tak pernah tuntas
walau tenggelam di kedalaman samudera
.
terkadang dalam diam
cemburu membunuhmu
namun engkau memilih bungkam
biarkan aku memahamimu
.
siapalah aku ini, duhai penawar lara
mahluk berkelamin sajak tanpa rimba
lancang mencinta
pada engkau yang berlapang kasih tak sekedar kata
.
mahkotaku oh mahkotaku
hanyalah pelukan rindu
tumpuk bertumpuk di ruang dada
jubahku aduhai lihatlah jubahku
hanya bermanik kesetiaan makna
rendanya berhiaskan tulus cinta
.
engkau yang selalu menari di alam pikiranku, menarilah
menarilah engkau sesuka hati
.
engkau yang kerap mencuri serpih-serpih hatiku, mencurilah
mencurilah engkau sekehendak hati
.
bila satu hari nanti
sengat surya hapus teduh lebat hutan
ranggas angin selimuti basah hujan
lalu detak dunia seakan berhenti,
.
kita: kau dan aku
kan tetap ada di sini
.
menikmati sunyi
pada rumah abadi
sebab cinta sejati
selalu tumbuh dan takkan pernah mati
.
.
Kampung Hujan, 040415
.
.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline