Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspasari

TERVERIFIKASI

Penulis dan Konsultan TI

Animasi Tankboy Raih Penghargaan di Jakarta Film Week 2022

Diperbarui: 17 Oktober 2022   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kevin tak berhenti mengeluarkan air mata setelah pindah ke kota (sumber gambar: website Jakarta Film Week) 

Gelaran Jakarta Film Week 2022 secara luring telah usai kemarin (16/10). Namun gelaran secara daring via Vidio masih terselenggara hingga 31 Oktober. Ada banyak animasi pendek dan film pendek yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah film Tankboy.

Di versi daring memang tidak semua film di katalog tayang. Untuk film animasi rata-rata jenis animasi pendek, di antaranya film Tankboy, Cake Day!, Jumawut Night, Nusa Antara, dan Bro, Dragon, the City is Under Attack! (Serangan Oemoem).

Kali ini aku kupas film animasi Tankboy yang meraih penghargaan di kategori Global Animation Award. Animasi ini merupakan karya Novella, animator asal Indonesia yang tinggal di Singapura. Ia alumni LASALLE College of the Arts. Film Tankboy sebelumnya tayang di Stuttgart International Festival of Animated Film dan MONSTRA Lisbon Animation Festival.

Film animasi berdurasi enam menitan ini berkisah tentang sosok Kevin. Ia anak laki-laki yang hidup bahagia di sebuah pulau yang asri. Ia senang berenang dan bermain di pulau yang mataharinya berlimpah tersebut.

Kevin sangat bahagia dengan pulau dan menyaksikan kapal layar (sumber gambar: website Jakarta Film Week 2022) 


Hingga suatu ketika keluarga mereka berpindah ke sebuah kota yang cahaya mataharinya terasa redup. Kevin merasai perubahan dalam dirinya. Matanya tak berhenti mengeluarkan air mata.

Ia pun memutuskan menggunakan akuarium ikan menutupi wajahnya. Namun ia kemudian sesak nafas ketika air tersebut memenuhi  wadahnya. Apa yang harus dilakukan Kevin?

Animasi ini memiliki ide yang segar. Dengan memadukan unsur imajinasi dan realistis, penonton diajak menyelami emosi Kevin, apa yang dirasai dan apa yang membuatnya sedih.

Desain karakternya khas, tidak berupaya meniru Disney atau animasi ala Jepang. Gambarnya nampak sederhana namun memikat, dengan warna-warna yang cerah dan nyaman di mata.

Tak ada dialog antar karakter.    Kita bisa memahami cerita dari ekspresi dan gerak-gerik karakter. Musik skoring turut memberikan kontribusi dramatisasi adegan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline