Lihat ke Halaman Asli

Hari Biru Kehidupan

Diperbarui: 15 Desember 2021   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Haru Biru Kehidupan
Berawal dari lahir ke dunia ini
Lalu tumbuh menjadi jiwa yang penuh rasa
Waktu ke masa kita mulai hidup
Tumbuhlah pedar-pedar rasa dalam jiwa
Kemudian muncullah warna kehidupan yaitu rasa.
Rasa persahabatan , pertemanan, bahkan gejolak persaingan antara jiwa-jiwa muda
Rasa sayang, cinta, dan benci tumbuh satu persatu tanpa memandang siapa dia.
Aku berada di dalamnya dan mungkin semua jiwa juga berada didalamnya menjadi satu bagian kehidupan.
Dan akhirnya kita semua bermuara pada sebuah sisi kehidupan.
Pada masa itu benih-benih rasa bermunculan
Diantara kita hingga rasa itu kini tak berujung dan mengambang di cakrawala hati yang luas.
Satu persatu haru biru rasa kita lalui, suka duka, tangis tawa, kecewa dan luka hati semua telah menjadi bagian kehidupan kita.
Pemberontakan jiwa yang dulu ada kini tlah sirna bersamaan dengan waktu.
Hingga kita luruh dan luluh bersamanya.
Kepasrahan itu dipaksa oleh sang waktu
Hingga akhirnya waktu pula yang akan menemukannya.
Tapi waktu pula yang merubah segalanya
Karena rona senja telah meraup kita
Mendekapnya dalam ketidak berdayaan kita
Semua telah berubah ada batas cakrawala yang semu yang selalu menjadi pemisahnya.
Dan itulah yang selalu mengharu biru kehidupan ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline