Lihat ke Halaman Asli

Devi Novianti Fernanda

Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Pelajaran Berharga dari Kebiasaan Baru

Diperbarui: 28 September 2021   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : freefik.com 

Banyak hal yang berubah saat pandemi. Kita memang dituntut untuk berubah, terutama perihal kebiasaan. Di mana-mana kita temukan orang-orang yang menyerukan tentang kebiasaan baru. Apa itu? Yaitu kebiasan baru untuk mencegah penularan dengan mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. 

Jika kita renungi tentang ketiga hal di atas, kira-kira ada hikmah yang bisa kita ambil tidak, ya? Hmm, pasti ada. Karena kita harus mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti mengandung hikmah atau pelajaran. Memang apa hikmah yang bisa kita ambil?

Pertama, mencuci tangan. Sejak dulu Rasulullah telah mengajari kita untuk hidup sehat. Beliau juga yang mengajarkan kita untuk thaharah atau menyucikan diri, jauh sebelum manusia mengenal kata mandi. Bahkan, sering dikatakan bahwa kebersihan sebagian dari iman.

Dengan mencuci tangan secara intens, terutama jika kita ingin melakukan hal-hal seperti makan, memasak, atau hal lainnya. Akan membuat tangan kita terhindar dari kuman. Serta mendidik kita agar menjadi orang yang menyukai kebersihan. Mungkin itu secara dzahirnya.

Namun, pernahkah terpikir bahwa dua kata "mencuci tangan" bisa memiliki arti lain selain tangan kita yang dicuci? 

Bisa kita artikan mencuci tangan sebagai pelajaran bahwa kita harus membersihkan tangan kita dari dosa. Membersihkan tangan dari melakukan hal-hal yang melalaikan, bahkan tidak Allah ridhoi. Seperti sebuah peringatan bahwa tangan ini pun harus dibersihkan bukan hanya dengan air, tetapi dengan melakukan kebaikan.

Kedua, menggunakan masker. Bagi orang yang tidak biasa menggunakan masker, banyak sekali yang mengeluh ketika diharuskan untuk menggunakannya. Ada yang mengeluh panas, sesak, dan ribet. Namun, bagi yang sejak awal sudah biasa menggunakannya, merasa nyaman saja. Apalagi ini sudah menjadi kebijakan dari pemerintahan, untuk mencegah penyebarannya makin luas.

Lebih dari itu, ketika kita menutup sebagian wajah kita, terutama mulut. Seolah tanda bahwa baiknya kita juga menutup mulut kita dari perkataan sia-sia. Maksudnya bagaimana? Jadi, jika kita mengambil hikmah dari sisi yang lain. Bisakah kita tidak sekadar menutup mulut kita menggunakan masker untuk menghindari virus, tetapi juga menahan lisan kita dari ucapan yang tidak Allah suka?

Ketiga, menjaga jarak. Apa pelajaran berharga yang kamu dapatkan dari hal ini? Pada dasarnya anjuran satu ini bertujuan agar kita tidak saling menularkan. Jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ini bisa menjadi peringatan untuk kita agar menjaga jarak dari hal-hal yang tidak Allah sukai, agar tidak tertular keburukan.

Misalnya yang paling sering terjadi, kita jaga jarak dari yang bukan mahram kita. Tidak bergaul atau berteman akrab. Atau jaga jarak dari teman-teman yang ketika sudah kumpul, mengajak kita untuk membicarakan orang lain. Atau hal-hal lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline