Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Media Sosial terhadap Pola Tidur Anak

Diperbarui: 19 Januari 2023   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Getty Images/iStockphoto

Tidur adalah salah satu kebutuhan pokok dalam tubuh manusia. Sebagian besar dari manusia mengalami masalah sulit tidur atau tidak dapat tidur. Kebutuhan akan tidur berbeda tergantung usia. 

Bayi usia 0-1 bulan membutuhkan tidur± 18 jam per hari, bayi usia 1-18 bulan membutuhkan tidur ± 14 jam per hari, untuk anak usia 3-6 tahun total tidur per hari yang dibutuhkan ± 13 jam, sementara pada anak usia 6-12 tahun ±10 jam per hari untuk tidur, pada remaja usia 12-18 tahun ±9 jam waktu total untuk tidur, saat memasuki usia dewasa 18-40 tahun membutuhkan tidur selama ± 8 jam per hari, lansia dengan usia 40-60 membutuhkan tidur selama ± 7 jam per hari, dan pada lansia usia 60 ke atas total waktu tidur efektif selama ± 6 jam per hari (Amalia, et al., 2020).

Tubuh yang sedang beristirahat akan mengeluarkan energi guna merehabilitasi jaringan tubuh yang rusak. Pada anak usia 3-18 tahun, tidur adalah kondisi dimana tubuh dapat menghasilkan hormon pertumbuhan. 

Dampak yang dihasilkan dari kurangnya tidur adalah mudah lupa, saat pola tidur tidak teratur, kerusakan akan cepat terjadi pada sel dan jaringan otak sehingga sulit untuk diperbaiki. Dampak lain yang dirasakan otak adalah penurunan kemampuan memecahkan masalah, mengurangi daya nalar, dan kesulitan konsentrasi (Uswah, 2022).

Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak-anak saat ini. Namun, seiring dengan popularitas yang semakin meningkat, media sosial juga dikaitkan dengan masalah kesehatan yang serius, salah satunya adalah pola tidur yang buruk.

Anak-anak yang sering menggunakan media sosial cenderung memiliki pola tidur yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering menggunakan media sosial sebelum tidur cenderung mengalami kesulitan untuk tidur, termasuk kesulitan untuk tidur cepat dan kualitas tidur yang buruk. 

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa media sosial dapat meningkatkan aktivitas fisiologis dan mental sebelum tidur, seperti meningkatnya suhu tubuh, tekanan darah, dan aktivitas otak.

Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan stres dan ansietas pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering menggunakan media sosial cenderung lebih stres dan ansietas dibandingkan dengan anak-anak yang tidak sering menggunakan media sosial. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan tidur dan kualitas tidur yang buruk pada anak-anak.

Anak-anak juga cenderung kehilangan waktu tidur yang cukup karena terlalu sering menggunakan media sosial. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering menggunakan media sosial cenderung tidur lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak yang tidak sering menggunakan media sosial. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan tidur, kualitas tidur yang buruk, dan masalah kesehatan lainnya pada anak-anak.

Untuk mengurangi pengaruh negatif media sosial terhadap pola tidur anak, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline