Lihat ke Halaman Asli

Deni Ainur Rokhim

Mahasiswa/Researcher

Renewable Energy Ship Industry

Diperbarui: 10 April 2017   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan salah satu Negara Maritim terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.500 dan memiliki garis panjang pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (18.000 km2). Luas perairan Indonesia sekitar 5,8 juta km2 atau dengan kata lain memuat 1,3% dari luas perairan dunia. Begitu luas perairan yang dimiliki, membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki banyak aktivitas di laut. Aktivitas di laut Indonesia antara lain penyeberangan antar pulau, nelayan mencari ikan, jasa pengiriman barang antar pulau, aktivitas pelayaran nasional, dan pelayaran kapal pesiar untuk liburan.

            Sampai saat ini, baik kapal asing dan kapal nasional masih menggunakan bahan bakar minyak. Kepadatan lalu lintas laut yang semakin meningkat setiap tahunnya serta bertambahnya jumlah kapal nasional dan kapal asing mengakibatkan konsumsi bahan bakar minyak setiap tahunnya meningkat.

            Kapal nasional dan kapal asing yang menggunakan bahan bakar minyak mempunyai banyak dampak terhadap lingkungan. Dampak yang pertama adalah terjadinya pencemaran udara dan global warming. Hal ini diakibatkan oleh gas buang pada kapal nasional dan kapal asing yaitu berupa karbon monoksida (CO)x, nitrogen oksida (NO)x, dan timbal (Pb). Pencemaran udara yang terjadi dapat mengganggu saluran pernafasan manusia. Pencemaran udara dan global warming diakibatkan oleh gas buang dari alat transportasi di Indonesia. Gas buang dari alat transportasi tersebut setiap tahunnya meningkat 6%.  (Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2009) Dengan meningkatnya gas buang setiap tahunnya, Kadar karbon dioksida di udara meningkat. Kadar karbon dioksida yang berlebihan di udara akan melubangi dinding ozon bumi dan mengakibatkan global warming. Global warming akan membuat kenaikan suhu di bumi. Dampak kedua adalah pencermaran lingkungan yang diakibatkan oleh kebocoran tangki penyimpanan bahan bakar minyak pada kapal.

Pada tahun 2010-2014 terjadi 9 kasus tumpahan minyak di laut Indonesia. Dalam dekade 4 tahunan, pada 2010-2014 mempunyai kasus tumpahan minyak di laut Indonesia yang terbanyak. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya jumlah kapal asing dan kapal nasional yang beraktivitas di laut Indonesia. Dampak tumpahan minyak di laut adalah pantai menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan, dan perubahan karakteristik populasi spesies laut. Tumpahan minyak ini akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan kesejahteraan nelayan.

Insinyur adalah individu yang berani mengkombinasikan cabang ilmu khususnya ilmu pengetahuan alam, matematika, dan ekonomi. Ada dua peran utama dari insinyur di bidang maritim:

  • Problem solver. Insinyur berperan serta dalam pemecahan masalah dikemaritiman Indonesia. Masalah utama kini adalah permintaan atas transportasi laut yang tinggi, kelangkaan bahan bakar minyak, dan dampak pemakaian bahan bakar minyak bagi lingkungan.
  • Environment caretakers. Insinyur mempunyai misi menciptakan penemuan tanpa lupa menjaga kelestarian lingkungan.

Pada tahun 2015, Indonesia mempunyai jumlah insinyur sebanyak 780.000 orang. Insinyur di bidang teknologi kelautan sebanyak 80.000 orang. Sehingga indonesia menjadi negara yang jumlah insinyur teknologi kelautannya terbanyak di ASEAN. Dengan melimpahnya jumlah insinyur teknologi kelautan dan sumber daya laut di Indonesia, Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi negara maritim yang mandiri.

            Dari permasalahan diatas, Insinyur di bidang teknologi kelautan dituntut berperan sebagai problem solver dan environment caretakers dengan cara membangun industri perkapalan yang memproduksi kapal berbahan bakar energi terbarukan (Renewable Energy Ship Industry). Indutri perkapalan ini fokus untuk memproduksi kapal berbahan bakar energi terbarukan. Fasilitas dan proses produksi pada industri perkapalan ini sama dengan industri perkapalan yang bestandart internasional. Fasilitas industri perkapalan ini terdiri dari :

1. Workshop Shipbuilding                              5. Graving Dock 50.000 DWT

2. Workshop Fabrications and Assembly       6. Graving Dock 20.000 DWT

3. Outfitting Workshop                                  7. Floating Dock 5.000 TLC

4. Side End Lounching

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline