Ada lebih dari 300 film film di laptop yang belum ditonton. Dengan cara acak tanpa membaca sinopis atau besaran file nya, saya klik salah satu file. Hasilnya, kebuka file film berjudul The Innocents.
Setelah ditonton, kaget juga dengan cerita film nya. Tentang para agamawan (dalam hal ini penganut Kristen), ancaman negara komunis terhadap para biarawati dan orang komunis. Betul-betul sesuai dengan yang sedang diributkan sekarang ini.
Mungkin saking ributnya orang membicarakan komunis, jari saya pun sampai tahu film mana yang mesti di tonton di saat-saat seperti sekarang ini.
Lalu bagaimana dengan isinya?Menurut saya, hanya satu kata : Recomended.
Bayangkanlah seorang Prancis komunis, meski tidak disebutkan dia atheis tapi pastinya memegang teguh falsafah materialisme, seperti terlihat menikmati ritual doa di sebuah biara dan mau membantu para suster yang sedang menghadapi masalah yang sangat ruwet: kehamilan para suster.
Sedangkan di sisi lain, pimpinan biarawati dengan sangat sadar diri mengatakan bahwa Mathilda yang komunis adalah utusan Tuhan untuk menyelamatkan mereka. Seolah Mathilda adalah jawaban atas doa mereka yang tidak pernah putus.
Hanya mungkin di masa yang sangat sensitif seperti sekarang, orang mestinya tidak baper ketika menonton film ini. Menurut saya The Innocents bukan serangan pada agamawan Katholik hanya karena Kepala Biarawati nya mengambil langkah keliru dengan membunuh para bayi untuk menyelamatkan biara nya. Juga bukan sindiran terhadap kaum muslimin. Karena dalam film yang terlihat ada praktek toleransi, hanya ada penganut Yahudi, Kristen dan komunis tidak ada orang Islam nya.
Karena film ini diangkat dari kisah nyata di Polandia Eropa Timur pasca Perang Dunia II. Ketika Palang Merah Prancis sedang berusaha menolong orang Prancis korban perang dunia II, termasuk korban genosida. Sementara kawasan Eropa Timur memang didominasi pemeluk Kristen dan faham komunis masih sangat kuat.
Ini memang film lama (2016). Tapi sebagaimana pembaca buku sering mengatakan bahwa tidak ada buku lama, yang ada buku yang belum dibaca. Maka begitu juga dengan film. Tidak ada film lama, yang ada film yang belum ditonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI