Lihat ke Halaman Asli

dedi s. asikin

hobi menulis

Banteng Versus Celeng

Diperbarui: 17 Oktober 2021   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika yang kita saksikan benar benar perkelahian antar binatang di belantara sana, di Republic perhewanan tentu akan menarik. Kata teman saya itu pertandingan tidak  imbang, tidak adil. Pasti celeng yang kalah.

Mungkin benar itu. Tapi  itu kan cuma kiasan. Yang sesungguhnya terjadi adalah perang logo antara banteng sebagai lambang resmi melawan celeng lambang gerakan para kader PDIP kabupaten Purworejo pendukung Ganjar Pranowo untuk capres 2024. Perang politik macam gini tidak bisa diukur dengan tampilan fisik. Ingat wacana perang cicak lawan buaya. Ternyata pertikaian politik tingkat tinggi itu dimenangkan cicak. KPK yang direpresentasikan dengan cicak menang lawan Bareskrim yang tampil sebagai buaya. Buktinya Budi Gunawan batal jadi Kapolri.

Wacana celeng itu dilontarkan Bambang Wuryanto. Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu mendadak "sesak nafas", ketika mendengar sejumlah kader PDIP kabupaten Purworejo rame-rame menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk dicalonkan sebagai capres di 2024.

Lalu Bambang Pacul, begitu dia biasa dipanggil,  meluncurkan kata celeng itu. Menurut dia, yang juga menjabat ketua DPP dan Badan Pemenangan Pemilu, mereka itu para indisipliner tidak lagi menjadi layak disebut kader banteng. Mereka itu pasukan celeng.

Meski ungkapan mas Pacul itu mengundang perhatian dan komentar banyak pihak internal maupun eksternal, tapi tidak demikian bagi para kader pendukung GP yang dikomandani wakil ketua DPC Purworejo Albertus Sumbogo. Mereka tak terusik. Malahan langsung mendeklarasikan berdirinya gerakan Ganjar Pranowo Indonesia Perjuangan (GPIP). Mereka juga membuat logo dengan moncong celeng.

Sangat mungkin mereka memahami nilai positif tentang celeng. Celeng itu secara etimologi berasal dari bahasa Jawa yang berarti babi hutan. Celeng  kemudian dilestarikan dalam bentuk celengan. Tempat menyimpan uang dalam bentuk keping. 

Celengan itu diciptakan seorang pengrajin tembikar pada abad ke 18.  Para petugas pemungut iuran di kerajaan Majapahit menggunakan celengan sebagai tempat menyimpan uang keping. Jadi ada simbul kemakmuran di situ. Selain itu, celeng kalau berjalan selalu lurus, jarang tengok kanan dan kiri. Ini menandakan sebuah kejujuran.

Mereka mendukung GP karena dia kader partai yang kuat. Track recordnya sudah terbukti 7 tahun jadi gubernur dan dua periode jadi legislator di Senayan.

Adapun GP sendiri cuek mendapatkan dukungan itu.

"Saya masih kader banteng bro" katanya kepada para wartawan di Grobogan.

Keresahan soal "mbalelonya" sejumlah kader PDIP Purworejo itu tak hanya menyesakkan napas Pacul saja. Tapi juga menggelisahkan sejumlah elit di DPP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline