Dalam Bahasa Indonesia sering disebut tambahan waktu maupun perpanjangan waktu dan Bahasa inggrisnya sering disebut add time tapi kadang juga disebut stoppage time. Namun intinya, artinya sama dengan injury time yaitu waktu tambahan yang diberikan oleh wasit setiap akhir babak dalam permainan sepakbola.
Tambahan waktu akan menjadi sangat penting, apalagi pada babak kedua untuk klub yang sedang tertinggal, mereka bisa saja menyamakan kedudukan atau bahkan bisa membalikan keadaan pada perpanjangan waktu.
Sebagai contoh ketika Manchester United membalikan keadaan saat melawan Bayern Munchen menjadi 2-1 pada final liga champions 1999. Bahkan sampai muncul julukan Fergie time saat perpanjangan waktu, yang mengacu pada keberhasilan pelatih Sir Alex Ferguson yang sering bisa memanfaatkan waktu tambahan untuk mencetak gol.
Wewenang menentukan berapa lama waktu tambahan merupakan hak dari wasit utama yang akan disampaikan kepada wasit keempat, kemudian akan diumumkan menggunakan papan pergantian.
Tetapi, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah bagaimana cara wasit menentukan waktu tambahan tersebut?
Jika bicara mengenai sejarahnya, dilansir dari avfc.co.uk tambahan menit ini dibuat untuk menjadi solusi akibat kejadian yang terjadi pada laga Stoke City melawan Aston Villa yang berlangsung pada tanggal 21 november 1891.
Kala itu Stoke City yang tertinggal 1 - 2 dari "The Villans" mendapat hadiah penalti dari wasit, namun waktu hanya menyisakan beberapa detik saja.
Mungkin karena kesal dengan keputusan wasit atau memang kelakuannya yang memang ngeselin, kiper Aston Villa yang bernama Bill Dunning ini menendang bola jauh keluar lapangan.
Saat bola kembali dan disiapkan untuk tendangan penalti, waktu 90 menit ternyata habis dan penati tidak terjadi karena wasit sudah meniup peluit panjang.
Insiden tersebut dipercaya menjadi awal dipertimbangkannya pemberian menit bermain oleh asosiasi sepakbola inggris.
Lalu apa saja pertimbangan wasit dalam menentukan waktu tambahan pada setiap babak?