Lihat ke Halaman Asli

Deddy Husein Suryanto

TERVERIFIKASI

Content Writer

Liverpool dan Arsenal Berada di Antara Skenario Ideal dan Rasional

Diperbarui: 17 Maret 2021   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sadio Mane cetak gol di laga melawan Arsenal pertemuan pertama musim 2020/21. Gambar: AFP/Jason Cairnduff/Pool via Kompas.com

Membicarakan sepak bola secara mudah biasanya akan menilik pada situasi terkini di Premier League. Maklum, klub besar dan familier bertebaran di sana.

Membicarakan Premier League juga bisa dikatakan seru. Karena, ketika ada obrolan tentang siapa yang akan juara, banyak kepala berusaha berpikir tentang siapa yang akan juara.

Ini berbeda dengan liga lain, yang cenderung lebih mudah untuk ditemukan akhir perbincangannya. Bahkan, ada yang bisa membuat hipotesis sebagai kesimpulan. Seperti, "Ligue 1 akan PSG pada akhirnya" atau "Bundesliga akan Bayern (Munchen) pada akhirnya".

Bagaimana dengan Premier League?

Sebenarnya, kita bisa mengatakan, "Premier League akan Pep pada akhirnya". Tetapi, ketika Liverpool mampu menjuarai Premier League 2019/20, kita mulai berpikir bahwa akan ada duel sengit antara Pep Guardiola dengan Jurgen Klopp untuk mengantarkan tim asuhannya menjadi yang terbaik di liga.

Namun, sayangnya, Liverpool mendapatkan banyak drama. Virgil van Dijk yang cedera parah. Alisson Becker sempat tidak bugar. Kehadiran Thiago yang ternyata mengubah gaya bermain Liverpool. Hingga, yang paling menyita perhatian adalah konektivitas Mo Salah dengan Mane yang berkurang.

Kompilasi drama itu membuat Liverpool yang awalnya terlihat akan menjadi pesaing kuat juara Premier League perlahan nan pasti, merosot. Mereka mulai tidak bisa menandingi rival beratnya dalam memburu rekor trofi liga terbanyak, Manchester United.

Nahasnya, saat Liverpool limbung, rival teraktualnya, Manchester City berhasil bangkit. Mereka yang awalnya terlihat akan keteteran akibat absennya Sergio Aguero sebagai andalan mencetak gol, rupanya mampu menemukan cara jitu untuk mengatasi masalah tersebut.

Hasilnya, permasalahan produktivitas gol teratasi. Manchester City kemudian melejit, dan bahkan bisa dikatakan sudah lolos dari jangkauan para pesaingnya. Kita pun bisa mengatakan, "Selamat mengangkat trofi Premier League lagi, Pep!"

Jika trofi Premier League sudah jauh dari jangkauan Liverpool, maka Liverpool harus memikirkan hal lain, yaitu posisi empat besar. Mereka harus ada di sana, agar dapat mengisi satu jatah di fase grup Liga Champions musim selanjutnya, 2021/22.

Hanya saja, dalam perebutan posisi empat besar ini juga terdapat banyak rintangan. Pesaingnya tidak hanya 3-4 klub, melainkan lebih dari itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline