Lihat ke Halaman Asli

Arisan Dan Internet

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13394463691737909346

[caption id="attachment_182160" align="aligncenter" width="648" caption="Sumber: Koleksi IDKita Kompasiana"][/caption]

"Anak saya jago komputer lho. Tiap hari dia utak-atik facebook."

"Anak saya sekarang anteng di rumah, jarang kelayapan sama teman-temannya. Dia lebih suka belajar di depan komputer."

"Anak saya canggih banget, makanya saya sering minta tolong dia buat naro foto di fesbuk saya."

"Anak saya pendiam. Dia pernah di-bully di sekolahnya. Untung dia pinter dan gak kepengaruh. Sekarang dia lebih banyak bergaul dengan komputernya."

Demikian sekilas penggalan tentang sharing pengalaman ibu-ibu di lingkungan tempat saya tinggal.

[caption id="attachment_182168" align="aligncenter" width="630" caption="Berbagi pengalaman"]

13394475781541084882

[/caption]

Sebagai wanita yang bekerja di luar rumah, praktis waktu saya di rumah sangat terbatas. Maka dari itu, sangat jarang saya bisa ikut arisan PKK atau Dasawisma di lingkungan. Ibu-ibu pengurus dan warga semua sudah sangat maklum. Saya hanya bisa hadir apabila arisan dijatuhkan di hari Sabtu atau Minggu. Seperti hari Minggu tanggal 10/6/2012 kemarin, dimana arisan diadakan pada Hari Minggu karena kebetulan saya dapat giliran sebagai tuan rumah.

Hari itu saya merasa dag dig dug, selain harus mempersiapkan rumah untuk tempat arisan, saya juga harus mempersiapkan diri sebagai pembicara..duh, keren amat ya.. Pembicara. Iya, lebay sih memang. Tapi buat saya itu bukan hal yang main-main. Sebab, saya membawa misi dengan materi yang saya bawakan itu. Bagaimana membuat ibu-ibu ini sadar akan keadaan masa kini yang sepertinya jauh dari jangkauan mereka. Dengan dalih gaptek mereka mengaku tidak terlalu perhatian dengan segala aktifitas anak di dunia maya. Selama mereka anteng, tidak sering kelayapan dan bikin onar, buat mereka adalah hal yang bagus. Padahal, dibalik itu semua, mereka tidak sadar akan bahaya yang mengancam si anak.

Peranan seorang ibu sangat besar dalam keluarga. Kedekatan emosi dengan anak yang terbawa sejak dalam kandungan tentu membuatnya memiliki posisi “lebih”. Seorang ibu lebih mengerti apa yang dibutuhkan si anak. Dengan menjadi sahabatnya, diharapkan anak lebih merasa nyaman curhat dengan ibunya, daripada curhat kebablasan di medsos. Dengan mengajak kaum ibu untuk lebih “melek” teknologi, dalam arti tidak cuek dengan dunia internet, maka diharapkan ibu bisa menjadi pendamping bagi anak dalam bergaul di dunia maya. Bukan hanya itu, kalau ibu “melek” internet tentunya juga bisa jadi “pengawas” buat sang bapak ...hehehe.. kalau yang ini bercanda sih.

Oh ya, tadi saya menyebut pembicara sebagai sesuatu yang keren ya.  Iya, sangat keren, karena buat saya itu pengalaman pertama bagi saya, dan memang tidak mudah. Selain harus  PD dan menguasai materi, juga harus bisa melihat situasi dan membuat acara menjadi kondusif. Walau hanya di acara arisan, tapi saya merasa itu juga hal yang penting. Benteng anak dalam menghindari pengaruh negatif internet adalah dirinya sendiri. Dan proteksi itu didapat dari pemahaman baik-buruknya segala sesuatu yang dia dapatkan berkat pendampingan orang terdekat dan yang dipercayainya, yaitu orang tua. Maka dari itu, saya merasa, walau hanya acara arisan, tetapi sangat penting untuk usaha dan niat mengenalkan internet sehat dan aman ini. Keluarga adalah landasan yang utama dan penting. Dan disinilah poin penting dari Idkita Kompasiana yang terjun langsung ke “akar rumput” dalam aktifitasnya.

[caption id="attachment_182167" align="aligncenter" width="630" caption="Serius menyimak"]

133944739618096215

[/caption] [caption id="attachment_182166" align="aligncenter" width="630" caption="Pembicara kelas RT :D"]

1339447336923787505

[/caption]

Kembali ke acara pengisian di arisan PKK tempat saya tinggal, dengan peserta berjumlah 31 orang yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, membicarakan masalah internet secara teknis memang terlalu jauh. Namun ketika membahas bagaimana perilaku anak-anak dalam mempergunakan internet dewasa ini, otomatis ibu-ibu ini pun antusias membahas “teknis” internet yang dikuasai sebagian besar anak-anak mereka. Ada nada bangga saat bercerita si anak bisa melakukan ini itu di internet. Ada pula yang tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan si anak selama mereka tidak merecoki urusan orang tuanya.

Pengenalan internet sehat dan aman ini menjadi sangat penting manakala para ibu ini menyadari, bahwa dalam bersosialisasi di dunia maya, anak tidak boleh begitu saja dilepas. Pendampingan dan pemberian pemahaman yang baik bagaimana mereka harus berperilaku itu sangat penting, agar anak tidak terjerumus ke dampak buruk internet.

***

[caption id="attachment_182169" align="aligncenter" width="630" caption="Foto bersama ibu-ibu pengurus PKK"]

1339447736849373154

[/caption]

1339447859826866719




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline