Lihat ke Halaman Asli

Cerpen: Buah Persik dan Si Turis

Diperbarui: 13 April 2021   04:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunang - kunang yang redup. (Sumber Ilustrasi: Pixabay)

Si turis terus memanjat pohon itu. Ia berhasil memetik satu buah persik. Lalu turun dan menunggu si pemandu datang, tapi kawannya itu tak kunjung tiba.

Ia bingung, apakah ia harus mencari temannya ke dalam hutan. Atau kembali ke dunia peri dan menunggunya disana.

Sampai akhirnya ia melihat, buah persik sudah ada ditangannya. Lalu ia ingat akan nasib kunang -- kunang yang redup, dimana dengan buah persik itu mereka dapat dibebaskan jiwanya.

"Kunang -- kunang itu dikutuk oleh keserakahan. Jadi aku akan kembali kesana dulu untuk menolong mereka. Aku yakin si pemandu bisa mengatasi tupai itu."

Si turis pun memberikan buah persik kepada si peri. Lalu si peri meminta kunang -- kunang yang redup untuk menghisap sari buah persik itu. Tak lama kemudian, mereka berubah. Redupnya telah hilang, diganti dengan pendar cahaya yang jauh lebih terang.

"Terimakasih. Berkat bantuanmu, kunang -- kunang yang redup itu bisa bebas dari kutukan. Tapi ngomong -- ngomong, kemana temanmu?" Kata si peri.

"Dia memancing tupai yang mengejar kami. Dia berlari ke dalam hutan dan belum kembali."

"Kenapa kau tidak menunggunya?"

"Kupikir dia bisa mengatasinya sendiri. Kami sudah lama berpetualang bersama, dan dia bukanlah orang yang mudah dikalahkan."

Si turis melanjutkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline