Lihat ke Halaman Asli

Cerpen Rehat: Si Pemuda dan Pemilik Warung

Diperbarui: 25 Januari 2021   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedai artstation.com

Seorang pemuda sedang duduk di kedai. Di mejanya ada segelas air putih hangat. Di samping air itu, beberapa pisang rebus masih mengepul.

Hidangan itu tak ia sentuh. Karena tangannya sedang memegang sebuah amplop. Tertulis di depan amplop itu, dari seorang temannya dari daerah jauh.

Halo, temanku. Apa kabar? Kuharap semua baik saja.

Melalui surat ini, aku ingin meminta maaf. Aku masih belum bisa pergi ke kota sesuai kesepakatan kita dulu.

Karena sewaktu dalam perjalanan, aku mengalami kejadian yang di luar dugaan. Aku merasa tidak nyaman lalu memutuskan kembali ke tempatku.

Mungkin kau sulit untuk percaya, tapi kami bertemu dengan makhluk api raksasa yang menghambat perjalanan kami.

Mungkin bulan ke delapan aku akan mengirim pesan lagi. Semoga saat itu aku sudah siap menempuh perjalanan, dan kuharap kau membalas pesan singkatku ini.

Dengan penuh kepercayaan,

Tuan Pengacara

Pemuda itu lalu melipat kertas dan memasukannya ke dalam sakunya. Lalu ia meneguk air hangat dan melahap pisang rebus yang mulai dingin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline