Lihat ke Halaman Asli

Negeri Bayangan

Diperbarui: 7 Oktober 2020   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu saat aku tersesat
Di kedalaman sebuah pulau tak berpenghuni
Nyiur melambai dan kelapa bertengger
Menyambut kedatanganku dengan tepuk tangan ombak

Aku sendirian
Tak ada yang hidup disana
Selain tubuh ini dan aku

Berjalan tertatih menerabas semak
Menyusuri sungai kecil dan pematang sawah
Aku bergerak ditemani sepotong ragu dan seteguk angan

Waktu terus berjalan, mengantar kaki mungilku di depan kemegahan
Sebuah istana dipagari benteng kokoh, menyapaku dalam keheningan
Aku begitu takjub!

Diriku mengerdil menatapnya
Namun tak mengupas anganku tuk menjelajah di dalamnya
Kutapakkan langkahku menuju gerbang sepi
Sesaat setelah melewati beberapa depa, istana benteng itu memudar bagai ditelan asap
Membuat tubuhku terjerembab, bersama anganku jua

Kemana perginya negeri itu, aku sungguh menyayangkan
Aku terkapar di bumi kering dan tandus, disinari cahaya senja
Yang memantulkan bayangan negeri itu
Di balik tubuh matiku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline