Lihat ke Halaman Asli

Darwin

Dosen, CTO, COO, Trainer, Public Speaker

Kisah Baju Kotor di Tangga

Diperbarui: 26 November 2019   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Terdapat suami istri yang memasuki kehidupan baru dalam berumah tangga. Selama 1-3 bulan pertama, mereka bisa memahami dan cenderung saling mengalah satu sama lain. Kehidupan terlihat bahagia, nyaman, dan sangat mesra setiap hari.

Kehidupan berumah tangga adalah kehidupan yang penuh dengan rintangan dan lika-liku yang terkadang tidak bisa diselesaikan menggunakan logika. Toleransi dan mengalah adalah kunci sukses menyelesaikan rintangan berumah tangga. 

Kembali ke cerita. Jadi si istri mulai sering mengomeli suaminya yang setiap kali mengganti baju kotor tidak pernah diletakkan di tempat yang telah disediakan. Si suami hanya menaruhnya di pegangan tangga.

Setiap melihat hal demikian, istri memarahi suaminya sampai dia bersedia memindahkan baju kotor ke tempat yang telah disediakan. Hari demi hari kejadian ini terus berulang.

Apakah suami akan berubah? Jawabannya TIDAK.

Akhirnya si istri mulai memberikan sindiran sinis kepada suaminya, "Bagus sekali tangga dijadikan sebagai gantungan baju kotor!". Apakah dengan sindiran membuat suaminya berubah? Jawabannya masih sama, TIDAK.

Si istri pun merasa kecapaian, mulai dari marah sampai kepada sindiran telah dilakukan. Si istri mulai mengganti sudut pandangnya. "Baiklah, biar saya yang memindahkan baju kotor ini ke tempat yang telah disediakan. Setiap kali saya memindahkannya, pahala saya bertambah 10x lipat sehingga saya bisa hidup bahagia kelak setelah meninggalkan dunia ini."

Dengan rutin memindahkan baju kotor yang diletakkan suamianya tersebut, tanpa disadari si istri ternyata bisa membawa suatu perubahan besar. Suami dengan sendirinya tidak lagi meletakkan baju kotor di pegangan tangga. 

Ternyata keikhlasan membawa perubahan. Mengubah orang lain adalah hal yang susah, apalagi jika sudah menjadi suatu kebiasaan. Yang bisa dilakukan adalah mengubah pola pikir diri sendiri sehingga mampu melakukan hal yang tidak disukai secara ikhlas. 

Mulailah mengubah diri sendiri untuk mengubah orang lain.

Kita yang memilih cara untuk berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline