MARTUNIS, PEMBUKA LEMBARAN BARU ACEH-PORTUGAL
Oleh Teuku Rahmad Danil Cotseurani
Siapa yang tidak kenal Martunis, Bocah yang terombang ambing selama 19 hari di lautan lepas pasca musibah gempa dan Tsunami Aceh 2004. Adalah para pelaut Inggris yang pertama sekali menemukan Martunis kecil dengan masih memakai baju atau kaos sepak bola tim nasional Portugal Cristiano Ronaldo.
Minggu pagi, 26 Desember 2004, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung. Ia bahkan sudah memakai kostum nasional Portugal bajakan yang ia beli di kota Banda Aceh. Tiba-tiba datang gelombang tsunami. Martunis yang saat itu baru duduk di kelas III Sekolah Dasar bersama ibunya, Salwa, kakak laki-laki, Nurul A'la (12 tahun), dan adiknya, Annisa (2 tahun), berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pick up tetangganya. Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak
Saat digulung ombak tsunami, pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi. Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibunya, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh arus tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya. Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian ia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu ia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup. Ia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala. Setelah 21 hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005. Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Inggris yang kebetulan meliput di wilayah itu. Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.
Bocah kurus berkulit hitam itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari saat itu, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.
Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampinginya, ia berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang 40 ribu Euro atau lebih dari 500 juta rupiah. Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi Madonna juga mengundang Martunis dan Sarbini ke London, tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.
Mungkin Martunis tak pernah menyangka. Di usianya yang menginjak 16 tahun tempo hari ia kembali bertemu bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Dulu, Martunis berjumpa Ronaldo pada 2005. Kala itu, Ronaldo masih berseragam Manchester United. Usia Martunis pun sekitar 8 tahun. Di Tanjung Benoa, Bali, pada 25 Juni 2013 Martunis kembali bertemu idolanya itu. Ronaldo datang ke Bali sebagai Duta Mangrove. Di Bali, Ronaldo diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali.
Adalah Cristiano Ronaldo yang mengangkat Martunis menjadi anak angkatnya sejak pertemuan mereka yang pertama sekali pada pasca tsunami Aceh, dan pertemuan kedua di Bali saat Cristiano Ronaldo menjadi duta mangrove, kini di usia Martunis yang ke delapan belas tahun kembali Martunis diundang ke Portugal. Selang beberapa jam berada di negri Portugis, Martunis bergabung dengan akadami salah satu klub besar Portugal tersebut cukup mengejutkan. Sebab, dia awalnya hanya terbang ke Portugal setelah diundangan oleh Cristiano Ronaldo. Bergabungnya pemain berusia 17 tahun itu ternyata juga diumumkan secara resmi oleh klub pada Rabu (1/7/2015), malam. Semoga Martunis bisa mengikuti jejak ayah angkatnya dalam karir sepak bola.
Aceh-Portugis