Lihat ke Halaman Asli

Damanhuri Ahmad

Bekerja dan beramal

Tak Ada Kusut yang Tidak Selesai, Tidak Ada Keruh yang Tak Akan Jernih

Diperbarui: 13 Juni 2022   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka makanan dan minuman halal yang dikemas dengan rancak dalam sebuah acara adat dan agama di Minangkabau. (foto dok damanhuri)

Etnis Minang sedang diuji. Bersilewaran opini dan pendapat berbagai kalangan, menghiasi dunia maya. Mulai dari keras menghantam etnis itu sendiri, hingga yang membela habis-habisan.

Pokoknya ribut. Ribut soal rumah makan Padang di Jakarta yang menyediakan rendang babi. Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa pun turun ke kedai nasi bermerek nasi Padang di Surabaya.

Dia memastikan, kalau di daerah yang dia pimpin tidak tersedia hendaknya rendang babi.

Belum lagi hantaman, ya sudah. "Buka sendiri warung Padang, yang belanja juga orang Padang, pun adanya tak boleh di tempat lain, selain di Padang atau di tanah Minang itu sendiri".

Serta banyak lagi ciutan yang membuat nyali orang Minang tersentak. Ada apa, kok bisa-bisanya orang buka warung nasi Padang menyediakan rendang babi?.

Tentu sebuah perdebatan yang panjang. Tak akan pernah selesai untuk dibicarakan soal itu. Bicara Minangkabau yang oleh orang luar disebut orang Padang, ya identik dan kental dengan nuansa adat dan budaya, serta agama.

Begitu benarlah di sejak dulunya suku bangsa bernama Minangkabau ini. Seberapa pun premannya orang Minang di kampung orang, dulunya dia pasti diterpa di surau.

Surau dan rumah gadang adalah lembaga tak resmi untuk pengemblengan anak kemenakan. Laki-laki di Minangkabau dulu tak pernah tidur di rumah. Dia tidur dan mengaji di surau.

Sebelum matahari disungkup oleh kelamnya malam, anak-anak sudah berjalan ke surau. Dia akan mengaji di surau. Bagi yang sudah dewasa, juga ada pelajaran adat dengan belajar berunding, serta belajar silek atau silat.

Silek, sebuah bela diri. Perpaduan syarak dan adat, lahir dari ulama dan orang cadiak pandai dulunya. Sehingga orang Minang itu pintar bersilat lidah dan silat bela diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline