Lihat ke Halaman Asli

Dafhin

mahasisawa kampus

Keteladanan seorang dai sebagai contoh yang baik

Diperbarui: 22 Mei 2025   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pinterest.com

Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) 

dan Sulthan Dafhin Atallah (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Seorang dai tidak hanya bertugas menyampaikan pesan agama, tetapi juga harus menjadi cerminan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dakwah yang efektif tidak hanya bergantung pada kata-kata, melainkan pada keselarasan antara ucapan dan tindakan. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, dan hal ini menjadi landasan utama bagi setiap pendakwah. Seorang dai yang baik akan lebih mudah diterima masyarakat jika ia mampu menghadirkan keteladanan nyata dalam sikap dan perilakunya.

Akhlak yang mulia menjadi pondasi utama dalam kehidupan seorang dai. Kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, dan kasih sayang harus melekat dalam dirinya, karena masyarakat cenderung lebih menghormati orang yang berperilaku baik daripada sekadar pandai berbicara. Seorang dai harus menghindari sikap munafik dengan mengamalkan segala yang ia sampaikan. Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur'an tentang bahaya mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan, karena hal itu justru menimbulkan kemurkaan-Nya.

Selain itu, seorang dai harus bersikap adil dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan. Ia tidak boleh memihak kecuali kepada kebenaran, serta harus mampu menyesuaikan cara berdakwah sesuai dengan kondisi masyarakat. Sikap sombong harus dijauhi karena hanya akan menjauhkan orang dari pesan dakwah yang disampaikan. Sebaliknya, kerendahan hati dan kesediaan untuk mendengarkan masukan akan membuat dakwahnya lebih diterima.

Kepedulian terhadap masalah sosial juga menjadi bukti keteladanan seorang dai. Membantu kaum dhuafa, mendamaikan perselisihan, dan memberikan solusi berdasarkan ajaran Islam adalah bentuk nyata dari dakwah yang membawa manfaat. Sejarah Islam telah mencatat banyak dai yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga mengamalkan ilmunya dengan konsisten, seperti Rasulullah SAW, Imam Syafi'i, Hasan Al-Banna, dan Buya Hamka. Mereka menjadi teladan karena integritas antara ilmu dan amal.

Pada akhirnya, keberhasilan dakwah sangat bergantung pada keteladanan seorang dai. Masyarakat akan lebih mudah terinspirasi ketika melihat kebaikan yang nyata dalam diri pendakwah. Oleh karena itu, seorang dai harus terus memperbaiki diri, meningkatkan ilmu, dan menjaga akhlaknya agar dapat menjadi contoh yang baik. Dakwah bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga tentang menjadi teladan yang mengajak pada kebaikan melalui tindakan nyata.

"Jadilah pendakwah yang tidak hanya berbicara tentang kebaikan, tetapi juga menghidupkannya dalam setiap langkah kehidupan."

Semoga tulisan ini dapat menginspirasi para dai untuk senantiasa menjaga keteladanan dalam setiap aspek kehidupan. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline