Lihat ke Halaman Asli

Tak Pernah Pudar

Diperbarui: 29 Oktober 2017   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih pantaskah rasa ini tetap terpeliharaatau ini hanya sebuah dendam rasa pada  20 tahun silam dan sekarang aku tak mampu menjelaskan pada hasrat seolah akal  terbelenggu masa lalu yang kini nampak jelas hadir di mata review masa silam seolah pemutaran film drama , ya drama tentang kita dan masa lalu kita .

Tak ada beda  saat ini  antara mata terbuka atau terpejam semua nampak  tentang dirinya  tentang kisah silam, aku sadar siapa aku dan siapa dia sekarang,  yang sudah memiliki dan dimiliki tapi hebatnya kenyataan ini seolah terhapus , akal sehat dikalahkan rasa yang tak bertuan, masa silam yang kini datang tiba tiba  menampakan wujud.

Dengan apa kuharus menjaga hati agar tidak terlena dengan kenangan

Dengan apa harus kuhapus semua kilasan wajah itu

Dengan apa kubelenggu rasa yang kian berontak

Dengan apa harus kubungkam lisan ini agar tak terucap rindu


Semua tak berkesudahan waktu tak habis jua mengikis rasa ini, serpihan cerita kita seakan tersusun lagi tanpa di minta .


Walau pun tiadak arah jodoh kita tapi separoh hati ini telah kau bawa pergi ......

Aku mencintai mu dan tak akan pernah pudar ,,

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline