Lihat ke Halaman Asli

Ngobrol Receh di Plaza Bandar Jaya: Sembako Naik, Logika Turun!

Diperbarui: 22 Juni 2025   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Riuh di Plaza Banar Jaya  (Dokpri)

Pagi ini, matahari baru nongol setengah, tapi pasar Plaza Bandar Jaya, Lampung Tengah udah kayak konser gratis - ramai, riuh, dan penuh desakan.

Di pojokan dekat tukang bawang, ada Bu Narti (bukan nama sebenarnya) - penjual sayur legendaris yang sudah terkenal dengan skill menawarnya yang bikin pedagang ketar-ketir. Datanglah Bang Dodi (nama samaran juga), bapak muda yang katanya masih “freelance serabutan”, padahal lebih sering freelance rebahan.

Dodi: “Bu, tomat berapa sekilo?”

Bu Narti: “Lima belas ribu, Mas.”

Dodi: “Waduh, kemarin baru dua belas. Ini tomat atau saham startup, Bu?”

Bu Narti cuma cengengesan.

Bu Narti: “Masalahnya, Mas, ini tomat udah sekolah ekonomi dulu sebelum panen. Jadi tahu inflasi!”

Tawa mereka pecah. Tapi tawa-tawa getir. Karena lucunya kenyataan.

Dodi: “Bener juga ya, Bu. Sekarang sembako naik terus, tapi lowongan kerja makin langka. Ngelamar kerja tuh udah kayak ikut audisi idol group. Banyak saingan, minim panggilan, eh kalau keterima, gajinya UMR rasa donasi.”

Mereka ketawa lagi. Ketawa lelah.

Bu Narti: “Iya, Mas. Saking susahnya hidup, saya tuh kadang pengen daftar jadi pejabat. Biar bisa bikin aturan yang enak... buat diri sendiri.”


Dodi: “Hahaha! Sekarang tuh, kalau rakyat ngirit dibilang ‘hidup minimalis’. Tapi kalau negara ngirit ke rakyat, dibilang ‘efisiensi’. Padahal pejabatnya malah beli mobil dinas baru.”

Seketika langit terasa lebih panas.

Bu Narti: “Kemarin ada aturan baru, katanya bantu rakyat kecil. Tapi syaratnya minimal punya NPWP, rekening di tiga bank, dan surat sehat dari Dinas Kehidupan.”


Dodi: “Dinas apa, Bu??”


Bu Narti: “Itu lho, dinas yang ngurusin kalau rakyat masih mau hidup atau enggak.”

Pasar makin ramai, tapi obrolan mereka bikin suasana jadi sejuk. Mungkin karena semua yang lewat ikut nyimak dan senyum-senyum. Ada yang tertawa, ada yang ngelus dada.

Dodi: “Yah, semoga aja tomat ini beneran bisa bikin hidup lebih segar, ya Bu.”


Bu Narti: “Amin. Tapi ingat, Mas. Kalau hidup makin pedes, jangan salahin cabai. Salahin yang nanemin aturan, tapi nggak pernah panen logika.”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline