Lihat ke Halaman Asli

Perempuan dan Angkat Besi

Diperbarui: 26 Mei 2021   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atlet angkat besi Indonesia Windy Cantika Aisah mengangkat beban dalam pertandingan Angkat Besi 49Kg Wanita kategori Snatch SEA Games ke-30 di Stadion RSMC Nino Aquino, Manila, Filipina, Senin (2/12/19). Windy Cantika Aisah berhasil mengangkat total beban tertinggi 190Kg sehingga meraih medali emas.(ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA)

Hari ini media sosial penuh dengan ucapan selamat atas prestasi gemilang yang dicapai lifter putri Windy Cantika Aisah. Lagu Indonesia Raya kembali berkumandang, merah putih kembali dikibarkan. 

Atlet asal Jabar usia 18 tahun tersebut berhasil meraih 3 medali emas di kelas 49 kg dalam Kejuaraan Dunia Junior di Tashkent (Uzbekistan). Pada angkatan Snatch, ia berhasil mengangkat 86 kg, Clean and Jerk 105 kg dan Total angkatan seberat 191 kg.

Tahun 1996 dulu, Sri Indriyani juga pernah mengukir prestasi ini. Ia menjadi lifter putri pertama yang meraih gelar juara dunia junior pada kejuaraan yang sama, di Polandia. 

Prestasinya berlanjut di Kejuaraan Asia bersama Sri Winarni dan Patmawati. Lalu Kejuaraan dunia dan Olimpiade Sydney tahun 2000, bersama Sri Winarni dan Lisa Rumbewas, mereka bertiga berhasil meraih medali.

Sebelumnya, hanya cabang olahraga bulu tangkis dan panahan yang pernah mencatat sejarah perolehan medali olimpiade. Namun setelah Olimpiade XXVII tahun 2000, bendera merah putih selalu berkibar lewat prestasi lifter-lifter Indonesia lainnya.

Jaminan bagi atlet angkat besi berprestasi, pada masa kepemimpinan almarhum Jenderal Soesilo Soedarman sebagai Ketua Umum PB PABBSI yang waktu itu menjabat Menteri Parpostel, adalah pengangkatan pegawai di Telkom dan Pos. 

Saya masih ingat saat beliau memberi wejangan, dengan kelakar kalau tenaga lifter bisa dimanfaatkan untuk angkut karung surat atau paket di kantor pos. Tapi akhirnya banyak lifter yang berhasil meniti karier di PT Pos sampai saat ini berkat jasa beliau. Tentu juga karena prestasi mereka yang sejak saat itu mendapat penghargaan dan perhatian pemerintah.

Dan sekarang, kalau membaca janji para pengusaha untuk atlet berprestasi khususnya olimpiade, konon katanya akan mendapat pensiun seumur hidup dan lain sebagainya, semoga benar adanya. 

Kesimpulan, menjadi atlet berprestasi di Indonesia memang bisa punya jaminan hidup masa depan yang cerah ceria. Walau pada kenyataan, masih banyak juga mantan-mantan atlet nasional berprestasi yang hidupnya sangat miris.

Mundur ke sejarah beberapa tahun lalu, saat merintis angkat besi putri, perjalanan yang saya lalui cukup banyak tantangan. 

Tahun 1984 itu, pertama kalinya saya pergi ke stadion Senayan sendirian. Sebelumnya pernah juga ke Istora waktu zaman SMP bersama teman-teman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline