Lihat ke Halaman Asli

Citra Autisimo

Naluri tidak pernah salah, karenanya aku tidak boleh selalu benar.

Riwayat: Petani Waktu Dan Zaman

Diperbarui: 7 Juni 2020   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah predator.  
Zaman yang memakan zaman.  
Aku jugalah yang paling komsumtif di antara mereka.  
Banyak punya tetapi banyak alasan.  
Akulah dia,  aku,  manusia.  
Serakah,  manusia yang suka menyantap waktu milik manusia lain.
Hanya onggok bergerak,  tanpa jiwa yang benar-benar hidup,  manusia yang sama yang melahap setiap waktu,  tetapi disia-siakan.  

Yang ku impikan adalah engkau wahai petani.
Petani waktu dan zaman.  
Jerih payahmu dibayar murah di setiap zaman.  
Hasilkanlah waktu untuk penyelenggaraan hidupku.  
Segera ku borong semua hasil panenmu.  
Bila persediaanku ini banyak,  tak perlu ku berbagi dengan yang lain.  
Kali ini,  menghargainya akan menjadi sangat mahal bagiku dan bagi harapanku.  

Pernah,  di kala aku lapar,  hidangan terbaikmu ku lewatkan.  
Pernah,  di kala aku haus,  kesempatan darimu ku lepas percuma.  
Tapi tidak demikian untuk hari ini dan selanjutnya.  
Aku merasa sisa waktu yang ku miliki ini adalah waktu yang terakhir.  
Zaman kian berubah ke arah yang satu.  
Aku ingin melihat akhirnya,  yang ku tak tahu adalah berapa lama lagi.  
Aku ingin membelikan pelita-pelita yang ku sayang itu waktu,  bila mungkin sebanyak-mungkin.  
Aku ingin cahaya mereka selalu terang di sampingku.
Dan,  padam bersamaku.  
Selalu,  sampai aku temui di mana akhir.  

Ku tempuh jalan ini,  aku akan bertani waktu dan zaman.  
Aku,  impian dan janji manusiaku.  
Rundungan penyesalan haruslah dibuang.  
Baik bila aku hemat dan pandai melarang.  
Rasa ingin mengulang,  seharusnya ditebang.  
Waktu yang baru tidak boleh lagi kosong atau lalai terbuang.
 
Pelita yang paling ku rindu,  senantiasa bercahayalah kepadaku.  
Terangmu dan hangatmu,  dampingilah perjalananku.  
Selalu.  

Demi pelita-pelita yang ku sayang,  dan kepada petani waktu dan zaman,  inilah janjiku.  
”Sekali ini saja wahai petani,  berikan lagi aku waktu dan zaman.  
Aku akan merubah segalanya.”  

#citra_autisimo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline