Lihat ke Halaman Asli

Resensi Buku Profesor Ahmad Tafsir "Filsafat Ilmu"

Diperbarui: 13 Januari 2023   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada buku filsafat ilmu, penulis buku tersebut menjelaskan bahwa formula utama dalam pengetahuan sain adalah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukkan bukti empirisnya, artinya pengetahuan itu benar asal rasional dan empiris. Prinsip inilah yang digunakan mengukur benar tidaknya teori-teori dalam sain. Bila ia rasional dan empiris maka ia berubah menjadi pengetahuan sain. 

Sampai disini ada dua pengetahuan yang didapat yaitu pertama pengetahuan sain yang rasional-empiris, dan kedua, pengetahuan filsafat yang hanya rasional. penulis juga memberikan contoh bahwa seperti contoh jeruk ditanam buahnya jeruk (ini pengetahuan sain), jeruk selalu berbuah jeruk karena ada hukum yang mengatur sehingga hal itu bisa terjadi (ini pengetahuan filsafat karena gak bisa dijangkau oleh sain).

Lalu ada orang yang ingin mengetahui dan bertanya siapa yang membuat hukum itu? Dalam hal ini filsafat masih bisa menjawab yaitu yang maha pintar (masih pengetahuan Filsafat) dan yang maha pintar disebut tuhan (masih pengetahuan filsafat).

Dan ada lagi yang bertanya lebih jauh lagi siapa tuhan itu, saya ingin mengenalnya, saya ingin melihatnya dan mau belajar langsung kepadanya. Tuntutan orang2 nekad ini tidak dapat dilayani oleh pengetahuan sain dan filsafat. Karena objek yang hendak mereka ketahui bukanlah objek empiris dan tidak dapat dijangkau oleh akal rasional. 

Objek ini masuk dalam kategori abstrak-supra rasional atau meta-rasional. Cara mengetahuinya dengan menggunakan rasa/hati, tidak dengan pancaindera dan akal rasional.

Perbedaan Rasional dan logis

Menurut kant apa yang kita katakan rasional adalah suatu pemikiran yang masuk akal, tetapi menggunakan ukuran hukum alam. Menurut kant rasional adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam. Kesimpulannya: (1) sesuatu yang rasional ialah yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam; (2) yang tidak rasional ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam; (3) kebenaran akal diukur dengan hukum alam.

Logis dibagi menjadi dua yaitu: logis-rasional dan logis-supra rasional. Logis-rasional adalah logis dalam taraf argumen atau pernyataan yang masuk akal, dan jika itu logis tunjukan buktinya jika itu rasional artinya membutuhkan penyusunan pernyataan yang masuk akal. Artinya logis-rasional masih dalam taraf argumentasi/pernyataan. Logis-supra rasional adalah pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argumen dan tidak diukur oleh hukum alam. Kebenaran Logis-supra rasional ia benar-benar bersifat abstrak. Kebenaran logis-supra rasional ialah kebenaran yang masuk akal sekalipun melawan hukum alam.

Uraian kesimpulan yaitu sebagai berikut :

Yang logis ialah yang masuk akal.

Yang logis itu mencakup yang rasional dan yang supra rasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline