Lihat ke Halaman Asli

Jangan Salahkan Anak Jika Banyak Bertanya

Diperbarui: 13 September 2017   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi para ibu siapun itu ibu guru, ibu asuh, dan ibu-ibu yang lainnya perlu anda ketahui bahwa masa awal kanak-kanak sangat diwarnai dengan aktivitas banyak bertanya. Dengan bertanya anak itu sudah menemukan hal baru yang belum dia ketahui berarti imajinasinya berkembang. Jika kita sebagai orang yang selalu ditanyai oleh anak kita hendaknya kita menjawabnya secara telaten dengan jawaban yang benar-benar mudah di mengerti oleh anak tersebut, jika kita tidak membuatnya berhenti mungkin anak tidak akan berhenti bertanya. Dapat dilihat betapa antusiasnya anak dalam mengenali suatu objek, ia akan bertanya tanpa lelah, tanpa malu, tanpa takut, 

dan tanpa henti. Ada masanya kebiasaan ini muncul dalam tahap perkembangan anak, dan pada saatnya akan berhenti dengan sendirinya. Dalam hal ini jangan sampai kita yang memebuatnya berhenti.Tidak hanya berhenti secara lisan, tapi juga berhenti bertanya di benaknya. Ini dapat terjadi diberikan respon negatif, dicela, dimarahi dan direspon dengan kasar. Respon negatif dari lingkungannya akan membuat anak merasa bahwa perilakunya salah, memalukan, tidak layak sehingga memilih diam dan tidak akan mengulanginya lagi. 

Inilah yang sering terjadi di lingkungan kita sehingga lembaga-lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar samapi ke perguruan tinggi peserta didik sering memilih diam dan tidak suka bertanya. Anak yang sering bertanya di anggap bodoh ataupun mengganggu ketenangan kelas sehingga mayoritas peserta didik memilih diam padahal bertanya merupakan kunci pembuka cakrawala ilmu pengetahuan.

Demikian cara menanggapi sifat anak yang selalu ingin mencoba dengan suatu hal yang baru. Dan jika anak itu tidak dipupuk rasa keberaniannya sejak dini maka dia akan terhantui rasa takut yang akan dibawanya sampai dewasa. Sifat tersebut harus di pelihara dan dipupuk sejak usia dini sampai akhir hayat sesuai dengan pendidikan seumur hidup. Dengan sifat alaminya ini anak dapat belajar secara bebas, efektif, dan bersifat murni lepas dari berbagai kepentingan material.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline