Lihat ke Halaman Asli

Dr CecepAnwar

Profesi sebagai dosen UIN Bandung. Jabatan sebagai Sekretaris Jurusan PAI

Visi Keilmuan Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Diperbarui: 15 Februari 2023   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Menjadi Program Studi yang menghasilkan sarjana Pendidikan Agama Islam yang memiliki kompetensi ilmu keislaman integrative dan ilmu pendidikan transpormatif dalam bingkai wahyu memandu ilmu "

Berdasarkan rumusan visi di atas, maka terdapat beberapa kata kunci yang dijelaskan sebagai berikut:

Sarjana PAI yang unggul dan kompetitif memiliki dua indikator utama; yaitu unggul dan kompetitif. Unggul artinya bahwa sarjana PAI memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang membanggakan namun tetap terukur, misalnya sarjana PAI IPK nya di atas 3,5, sebagian mampu membaca kitab kuning, ada yang memiliki kemampuan membaca al-Quran dengan seni mujawwad (Qari/Qariah), memiliki kemampuan leadership yang bagus, mampu memimpin acara-acara keagamaan di masyarakat dan sebagainya. Kompetitif artinya sarjana PAI UIN Bandung mampu bersaing secara sehat dan akuntabel dengan sarjana jurusan PAI dari kampus lainnya dalam menjalankan peran dan fungsinya, baik di Lembaga Pendidikan formal (sekolah/madrasah) maupun di lembaga non formal.

Memiliki kompetensi ilmu keislaman integratif artinya memiliki kemampuan dalam memahami dan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman yang satu sama lain saling berkaitan yang diperoleh dari proses perkuliahan di jurusan PAI UIN Bandung. Ketika mereka mengajar di sekolah/madrasah dan mengajarkan satu materi (PAI di sekolah) atau mata pelajaran tertentu (PAI di madrasah) sarjana PAI UIN Bandung mampu memadukan beragam nilai, pendekatan atau (bahkan) materi dari mata pelajaran lainnya. Misalnya pada saat mereka mengajarkan materi atau mata pelajaran Fikih, mereka menguasai ayat-ayat al-Quran dan hadisnya dengan bacaan yang fasih, mengintegrasikan nilai-nilai akhlak dan tasawuf, baik secara teoretik maupun praktik ('ilman wa 'amalan). Begitu pula materi atau mata pelajaran lainnya.

Secara konseptual Ilmu Keislaman Integratif memiliki makna  bahwa ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan dan natinya dikuasai sarjana PAI walapun secara ontology, epistimologi dan aksiologi berdiri sendiri, namun satu sama lain saling terintegrasi, atau saling melengkapi. Hal ini juga tercermin dalam proses perkuliahan. Misalnya dalam perkuliahan Mata Kuliah Tafsir, ketika dosen menjelaskan satu materi (pokok bahasan), seperti ayat-ayat al-Quran tentang tujuan Pendidikan, maka elaborasi ayat tersebut disamping didasarkan pada paradigma atau pendekatan tafsir, juga dikaitkan dengan materi (Mata Kuliah) lain. Ketika dikaitkan dengan dikaitkan dengan materi (Mata Kuliah) Ilmu Tauhid yang didalamnya dibahas masalah akidah, elaborasi dan out putnya akan berbentuk keterampilan mahasiswa dalam membaca, menulis, mengartikan dan menjelaskan isi kandungannya. 

Integrasi dengan materi akidah ialah pada aspek pemahamannya bahwa tujuan Pendidikan yang digali dari ayat-ayat al-Quran tersebut dalam rumusan dan implementasinya harus didasarkan pada nilai-nilai keimanan (keyakinan) kepada Allah SWT. Ketika diakitkan dengan Mata Kuliah Tasawuf, pemahaman mahasiswa terhadap isi kandungan ayat tentang tujuan Pendidikan di atas, terintegrasi dengan konsep-konsep tasawuf, seperti bahwa salah satu pengertian tasawuf ialah proses untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah). 

Ketika dikaitkan dengan Mata Kuliah (materi) Ilmu Akhlak, pemahaman mahasiswa tentang tujuan Pendidikan berdasarkan ayat-ayat al-Qurannya, juga terintegrasi dengan konsep Ilmu Akhlak yang didalamnya dipelajari berbagai teori tentang akhlak terpuji (al-Akhlaq al-Mahmudah) dan akhlak tercela (al-Akhlaq al-Madzmumah), bahwa salah satu indicator tujuan Pendidikan itu ialah out put proses Pendidikan itu harus memiliki akhlak terpuji. Sebaliknya materi (Mata Kuliah) lain yang diajarkan juga harus terintegrasi dengan al-Quran dan tafsirnya. Paling tidak setiap tema yang diajarkan dalam Mata Kuliah Fikih/Ilmu Fikih, Akhlak/ Ilmu Akhlak, Hadis/Ilmu Hadis, Tasawuf dan Sejarah Perabadan Islam selalu dilengkapi dengan ayat-ayat al-Quran dan tafsirnya.

Memiliki kompetensi ilmu Pendidikan Transpormatif artinya sarjana PAI UIN Bandung memiliki kemampuan dalam memahami dan mengaplikasikan ilmu-ilmu Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan mutakhir yang bersifat nasional dan global. Penguasaan teori-teori pedagogi dan aplikasinya misalnya TPACK sarjana PAI UIN Bandung sangat membanggakan. Dalam proses pembelajaran mereka mampu menggunakan beragam metode, model, media dan sumber belajar. Selain itu mampu menoperasikan beragam produk digital modern lainnya.

Secara konsepsional Ilmu kependidikan transpormatif memiliki arti bahwa ilmu-ilmu kependidikan yang diajarkan dan nantinya dikuasai oleh sarjana PAI UIN Bandung memiliki ontology, epistimologi dan aksiologi yang jelas. Teori-teori yang diajarkan relevan dengan karakter kepndidikan jurusan PAI yang profil lulusannyanya yaitu sebagai Sarjana PAI yang unggul dan kompetitif, peneliti pemula bidang PAI dan Wirausaha bidang PAI. Mata Kuliah kependidikan yang diberikan bersifat transpormatif, Makna transpormatinya ialah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga sebisa mungkin mengakomodir isu-isu terkini dalam masalah Pendidikan, misalnya perkembangan trend global, fenomena nasional, beragam regulasi dan sebagainya.    

Wallahu A'lam.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline