Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Pak Nadiem Tolong Beresin Gaji Dosen PTS, Dong

Diperbarui: 7 Februari 2020   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi pixabay.com

Berganti hari berganti pula bulan. Begitu juga berganti pemimpin berganti pula kebijakan. Fenomena seperti ini biasa terjadi. Ibarat berganti zaman berubah pula tingkat kemajuan. Setujukan?

Dalam konteks pendidikan di Indonesia.  Tongkat estafet Menteri Pendidikan kini dipercayakan kepada Nadiem Anwar Makarim. Nama kementerian itu pun di merger dengan jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Yang sebelumnya terpisah antara kementerian pendidikan dasar menengah dan kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi.

Sebagai wajah baru di dunia birokrasi, sosok Nadiem Makarim sempat diragukan kapasitasnya dalam mengurusi pendidikan Indonesia. Apalagi Makarim lebih dikenal sebagai pebisnis di bawah Gojek. Sama sekali tidak berkaitan dengan dunia pendidikan apalagi sekaligus diberikan kepercayaan untuk mengembangkan pendidikan tinggi Indonesia.

Namun apa lacur, Presiden Jokowi telah menunjuk dia sebagai punggawa dunia pendidikan nasional. Sehingga mau tidak mau seluruh stakeholder terpaksa tunduk pada keputusan sang presiden.

Lantas bukan Nadiem Makarim namanya bila ia melangkahkan kakinya ke kantor Kemendikbud tanpa membawa apa-apa alias tanpa program dan visi kedepan.

Perhatikan kembali. Jelang beberapa hari Nadiem Makarim dilantik ia langsung membuat kejutan. Mendikbud era 4.0 ini meluncurkan berbagai program inovatif sebagai strategi untuk mewujudkan visi Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia Maju sebagaimana diharapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Program yang ia tawarkan itu bertajuk 'Merdeka Belajar' hingga berlanjut 'Kampus Merdeka' sebagai strategi akselerasi meningkatkan kualitas SDM Indonesia Maju. Karena menurut Nadiem Makarim saat ini masih banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Penyebab utama yakni mereka tidak memiliki keterampilan kerja.

Oleh karena itu pemerintah ingin melakukan perubahan secara radikal terhadap sistem pendidikan dan paradigma dunia kampus kita. Diantaranya adalah dengan memangkas masa belajar (kuliah) bagi jenjang sarjana (1), boleh mengambil mata kuliah di luar prodi, dan mengintesifkan kegiatan praktik kerja atau magang sebagai cara baru.

Intinya, program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka diharapkan menjadi warna baru bagi pendidikan di tanah air untuk mengejar ketertinggalan kualitas SDM Indonesia dari negara lain.

Diharapkan pula seluruh pemangku kepentingan kampus mendukung dan dapat melaksanakan gagasan Mendikbud Nadiem Makarim dengan tepat dan sungguh-sungguh.

Ada empat program yang menjadi andalan Mendikbud bagi kemajuan pendidikan tinggi dalam tajuk Kampus Merdeka. Keempat kebijakan andalan Mendikbud itu ditengarai dapat menjawab masalah tingginya sarjana menganggur di tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline