Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kerupuk Kulit, Lauk Renyah Menu Sahur

Diperbarui: 28 April 2019   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerupuk kulit produksi UKM di Gampong Reubee Kecamatan Delima, Pidie siap di edar ke pasar | Dokumentasi pribadi

Bulan puasa atau ramadhan 1440 H sedang dinanti-nantikan kedatangannya oleh seluruh ummat Islam. Bulan suci bagi setiap muslim yang telah beriman tersebut selalu menjadi dambaan dan diharapkan kehadirannya. Karena saking mulia dan agungnya bulan itu.

Pada bulan puasa biasanya masyarakat Aceh selalu menyediakan menu-menu berbuka dan untuk sahur dengan berbagai jenis makanan. Hal itu mereka lakukan untuk menjaga stamina sepanjang bulan puasa agar ibadah tetap lancar. Sehingga perlu mengkonsumsi makanan beragam dan berimbang.

Salah satu menu makanan atau lauk yang paling favorit dikalangan masyarakat Aceh yang selalu disediakan baik saat makan makanan berbuka maupun makan saat sahur (pagi sebelum subuh) adalah kerupuk kulit Sapi atau Kerbau, kalau di Jawa disebut rambak. Kerupuk kulit ini memang dihasilkan dari kulit ternak Sapi/Kerbau.

Di Kabupaten Pidie terdapat jenis usaha industri skala UMKM yang memproduksikan kerupuk kulit. Tepatnya di Gampong (Kampung) Reubee Kecamatan Delima terdapat 6 perusahaan industri kerupuk kulit milik keluarga. Di pabrik ini kerupuk kulit setiap harinya diproduksi dalam jumlah besar.

Seorang pemilik usaha kerupuk kulit kerbau bernama Bustamam (45 tahun) mengatakan keluarga mereka memang sudah sejak dulu menjalankan usaha ini. Dulunya usaha tersebut dikelola oleh orang tua mereka. Kini usaha tersebut sudah diwariskan kepada mereka anak-anaknya termasuk dirinya.

Bustamam beserta 2 saudaranya yang lain sekarang sudah memiliki usaha atau rumah produksi masing-masing. Walaupun masih dalam satu daerah tetapi mereka memiliki segmen pasar sendiri-sendiri. Jadi jika bersaing pun masih bersaing secara wajar.

Melalui badan usaha yang diberi nama "Nyoe Hoka", Bustamam mengolah kulit Kerbau menjadi kerupuk yang renyah untuk dimakan hampir 5 ton setiap bulannya. Untuk kebutuhan bahan baku tersebut diperoleh dari rumah-rumah potong hewan, para pengepul kulit, dan didatangkan dari luar daerah seperti Meulaboh dan Simeulue.

Seorang pekerja pada pabrik kulit kerupuk Nyoe Hoka mengatakan bahan baku (kulit) yang mereka gunakan memang kulit Kerbau, karena kulit Kerbau lebih tebal, besar, dan relatif mudah diolah dibandingkan kulit Sapi. Walaupun untuk memperoleh kulit Kerbau agak sulit namun selama ini pasokan kulit Kerbau tidak ada masalah.

Saya yang berkunjung langsung ke tempat produksi (Jumat, 26/04/2019) memang melihat bahwa pabrik kerupuk Nyoe Hoka terbilang suskes menjalankan bisnis kerupuk kulit yang sekarang ini pangsa pasarnya semakin luas. Saya pun sempat mencoba ternyata cita rasanya sangat berbeda dengan kerupuk kulit atau rambak Sapi dari Pulau Jawa.

Apalagi akan memasuki bulan ramadan, permintaan kerupuk kulit Nyoe Hoka biasanya meningkat hingga 30-40 persen. Bahkan dari sekarang pun sudah ada order dari beberapa pemasar di berbagai daerah penjualan.

Diantara para mitra penjual yang sudah meminta tambahan stok yaitu di Sigli, Banda Aceh dan Pasar Lambaro Aceh Besar, Meulaboh, hingga Pidie Jaya dan Aceh Utara. Mereka ingin menyediakan untuk kebutuhan konsumen selama ramadan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline