Prolog
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran terhadap isu $ keberlanjutan $ semakin meningkat, mendorong perusahaan dan investor untuk lebih memperhatikan faktor Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pengambilan keputusan bisnis.
Salah satu fenomena yang muncul akibat tren ini adalah ESG Stopping Effect (ESGSE), yaitu ketika investor menghentikan atau menarik investasi dari perusahaan yang dinilai memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, atau tata kelola perusahaan.
Fenomena ini menjadi alat tekanan bagi perusahaan agar lebih bertanggung jawab secara berkelanjutan. Namun, di balik tujuan idealnya, ESGSE juga menghadapi berbagai kritik dan tantangan.
Note: Istilah ESGSE ini dikenalkan Garavaglia dkk..(2024) dalam artikel mereke berjudul The ESG stopping effect: Do investor reactions differ across the lifespan of ESG initiatives? Pada jurnal Accounting , Organizations and Society, 13(December).
Mengapa Fenomena ESGSE Muncul?
ESGSE muncul sebagai akibat dari perubahan paradigma dalam dunia investasi. Dulu, keputusan investasi lebih banyak didasarkan pada keuntungan finansial semata.
Namun, dengan meningkatnya kesadaran terhadap perubahan iklim, hak asasi manusia, dan transparansi tata kelola, banyak investor mulai mempertimbangkan faktor ESG dalam memilih portofolio mereka.
Faktor utama yang mendorong munculnya ESGSE adalah tekanan dari pemangku kepentingan, termasuk investor institusional, regulator, dan konsumen. Lembaga keuangan besar, seperti BlackRock dan Vanguard, semakin menekankan pentingnya ESG dalam kebijakan investasi mereka.
Selain itu, regulasi pemerintah yang lebih ketat terhadap perusahaan dengan jejak karbon tinggi dan praktik bisnis yang tidak etis juga berkontribusi terhadap tren ini.
Aspek-Aspek Utama ESGSE, pertama adalah pengaruhnya terhadap Investasi dan Pasar Modal. ESGSE mempengaruhi arus modal di pasar keuangan.
Perusahaan yang memiliki skor ESG rendah cenderung mengalami kesulitan dalam mendapatkan investasi atau menghadapi penurunan harga saham karena aksi divestasi oleh investor yang ingin menghindari risiko ESG.