Lihat ke Halaman Asli

Budiman Hakim

TERVERIFIKASI

Begitulah kira-kira

"My Best Friend, Shafiq Muljanto"

Diperbarui: 14 Juni 2018   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shafiq bersama kedua anak saya, Leon dan Reo. Dok. Pribadi

Beberapa tahun terakhir ini, keluarga kami mempunyai tamu setia, dia selalu datang sehari atau dua hari sebelum lebaran. Biasanya dia juga membawakan kami buah tangan yang tentu saja kami terima dengan gembira. Tamu istimewa itu namanya Shafiq Muljanto. Seorang tokoh periklanan yang disegani di industri advertising. Kadang dia datang bersama anak isterinya dan kadang sendirian ketika anggota keluarga lainnya berhalangan.

Sebagai fresh graduate lulusan ITB, Shafiq mengawali karirya sebagai Junior Art Director di MACS909. Saya adalah salah satu orang yang mewawancarainya saat itu. Sesi interview berlangsung menyenangkan. Belum 10 menit ngobrol, saya langsung cocok sama dia. Amazing banget! Pasti semua orang pernah mengalami ketika kita langsung merasa cocok dengan seseorang di pertemuan pertama. Begitulah yang terjadi antara Shafiq dan saya.

Selesai wawancara, saya langsung ngasih rekomendasi ke Ariyanto Zainal, Presdir MACS909 untuk menerima Shafiq. Dan tanpa ada perdebatan sama sekali, Shafiq pun dibaptis menjadi bagian dari keluarga besar MACS909.

Dan alhamdulillahnya, intuisi saya terhadap anak ini melampaui harapan saya..Sebagai individu, dia sangat pintar dan mempunyai leadership yang tinggi. Semangat belajarnya luar biasa dan terakhir tapi tak kalah penting, dia mempunyai attitude yang sangat baik.

Misalnya, dia pernah melakukan kesalahan fatal ketika membuat sebuah billboard untuk klien kami. Klien tersebut adalah sebuah perusahaan raksasa nasional. Untuk kesalahannya itu, MACS909 harus mengganti biaya kerugian sebesar Rp 300 juta. Ck..ck..ck...Duit semua itu, loh!

Menyadari telah membuat kesalahan yang sangat fatal, Shafiq langsung masuk ke kamar saya membawa surat resign, "Om Bud, gue minta maaf atas kesalahan itu dan gue akan resign dari kantor ini."

"Melakukan kesalahan kok malah resign?" tanya saya.

"Abis gue harus gimana?" tanyanya.

"Lo harus tinggal di sini untuk belajar lebih giat supaya kesalahan itu gak terulang lagi. Anggap aja itu sebuah pelajaran berharga," kata saya.

"Gue udah bikin kantor ini rugi Rp 300 juta. Artinya gue gak capable untuk terus bekerja di perusahaan ini," bantahnya.

"Gak bisa! Lo udah melakukan kesalahan karena itu gue menuntut elo untuk mengganti kesalahan itu dengan cara memajaukan perusahaan ini. Kita harus bekerja lebih keras supaya Rp 300 juta itu tergantikan dengan profit yang kita peroleh."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline