Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Secangkir Kopi, Sepotong Obrolan, dan Sebersit Gagasan

Diperbarui: 23 Juli 2025   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir kopi teman menulis (dokumen pribadi)

SECANGKIR KOPI menjadi alasan menongkrong lama-lama, mengobrol dengan penjual dan sesama pembeli, serta membawa pulang sebersit gagasan.

Biasanya, inspirasi sederhana itu menjadi embrio sebuah tulisan.

Sebetulnya, hampir setiap pagi secangkir kopi hitam tanpa gula diam di sekitar komputer jinjing. Kopi menemani saya menulis, menyunting, dan mengunggah artikel ke Kompasiana.

Namun, ketika olahraga jalan kaki pada pagi hari, tak jarang saya tergoda untuk mampir ngopi, baik di starling (setarbak keliling), warung penjual menu sarapan, ataupun gerai kopi. Tergantung jalannya melalui mana.

Starling alias setarbak keliling (dokumen pribadi)

Ngopi di trotoar (dokumen pribadi)

Ngopi di warung menu sarapan (dokumen pribadi)

Di warung jajanan, makan satu dua potong tempe goreng lalu memesan kopi hitam saset diseduh, diaduk sekali.

Belakangan, saya lebih sering menikmati kopi di gerai milik tetangga sebelah. Kopinya digiling dari biji kopi tulen yang telah disangrai, diseduh, dan ditambahkan sedikit gula aren.

Atau, terkadang saya memesan kopi susu. Kopi robusta campur, dikasih susu, dan dibubuhi sedikit gula aren. Kopi susu terenak yang pernah saya rasakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline