Lihat ke Halaman Asli

budi prakoso

mari jaga kesehatan

Sudahi Memproduksi Kebencian di Dunia Maya

Diperbarui: 25 September 2022   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Praktek kebencian di media sosial masih terus terjadi hingga saat ini. Contoh yang pernah terlihat adalah ketika pemilihan presiden pada tahun 2019. Antar sesama bisa saling menebar kebencian, hanya karena perbedaan pilihan politik. Beberapa oknum masyarakat terus menebar kebencian dengan memproduksi berita bohong di media sosial. 

Tidak hanya itu, praktek diskriminasi dan bullying serta postingan yang memancing amarah terus menyebar. Perilaku ini tanpa disadari terus membuat bibit radikalisme semakin subur di media sosial.

Ironisnya, praktek kebencian ini diperburuk dengan masih rendahnya literasi sebagian masyarakat. Sharing sebelum saring masih terus dilakukan oleh masyarakat. Kondisi ini nyatanya disalahgunakan oleh oknum tertentu, untuk terus memproduksi kebencian di dunia maya. 

Masyarakat tanpa disadari tumbuh menjadi masyarakat pembenci, yang saling membenci tetangganya sendiri, bahkan saudaranya sendiri hanya karena perbedaan pandangan atau keyakinan.

Padahal, Indonesia adalah negara yang dipenuhi dengan keberagaman. Indonesia adalah negara yang dari lahir sudah saling berbeda satu dengan lainnya. Ironisnya, perbedaan itu masih sering dipersoalkan oleh sebagian kelompok. 

Seringkali keberagaman yang ada ini dimaknai sebagai ancaman bagi kelompok mayoritas, dalam hal ini umat muslim. Pada titik inilah, agama seringkali disalahgunakan untuk memproduksi kebencian itu sendiri.

Islam sendiri sebenarnya tidak pernah mengajarkan permusuhan. Dalam Al Quran djelaskan,"Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia" (QS. Fushilat : 34).

Al Quran mengajarkan untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik. Bahkan ketika ada pihak-pihak yang melakukan perilaku tidak baik, dianjurkan untuk tidak membalas dengan hal yang sama. Rasulullah SAW berkali-kali memberikan contoh untuk senantiasa memperbanyak berbuat baik. Bahkan terhadap orang-orang yang membencinya pun, juga senantiasa dihadapi dengan kebaikan.

Begitu juga dalam beraktifitas di media sosial, juga perlu mencontoh perilaku Rasulullah SAW. Karena kebencian pada dasarnya tidak sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT menciptakan manusia dengan memiliki sifat baik dan buruk. 

Jika Rasulullah SAW senantiasa memberikan contoh kebaikan, kita sebagai pengikutnya semestinya juga harus bertuturu dan berperilaku baik kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Sekali lagi, mari kita jaga media sosial ini dari segala pengaruh tidak baik. Karena apa yang telah kita lakukan di media sosial, akan memberikan jejak digital dan bisa diakses oleh siapa saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline