Lihat ke Halaman Asli

Tari Tarini

Seorang wanita yang mempunyai hobby memasak, menulis, bikin event dan berkomunitas

Transportasi dan Fasilitas Umum Vs Perilaku Penumpang

Diperbarui: 20 Februari 2019   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto by Juno

Transportasi umum beberapa tahun belakangan ini terus digalakkan pembangunannya. Mulai dari pengembangan layanan krl, busway dan yang baru baru ini adalah LRT dan MR. Tentu dengan semakin membaiknya fasilitas layanan dan transpotasi umum ini diharapkan mampu mengatasi kemacetan ibukota. Ini juga yang diharapkan oleh masyarakat, dimana transportasi umum mampu menjamin keamanan dan kenyaman dengan harga yang terjangkau.

Melihat perkembangan krl sekarang ini, memang terasa sekali dampak dan perbedaannya. Dari krl yang kumuh, kini bertransformasi menjadi krl yang aman dan nyaman. Krl yang dulu bagai tidak punya masa depan, kini menjadi kebanggaan.

Perbedaan terlihat sangat kontras jika dibandingkan dengan transportasi bus saat ini. Kawasan blok M, dulu merupakan salah satu terminal paling sibuk dan ramai di Jakarta.

Berbagai jenis bus dengan berbagai jurusan yang menghubungkan dari satu kota ke kota lain, selalu menderu ditengah bisingnya kawasan terminal, lengkap dengan perilaku sopir yang ugal-ugalan. Sekalipun penumpang protes pun tak digubris, "loe mau naik silakan, ga juga gapapa" mungkin para sopir dulu berpikir begitu.

Namun seiring berkembangnya transportasi umum yang lebih aman dan nyaman, para penglaju lebih memilih meninggalkan bus yang mengundang risiko. 

Terbukti ketika minggu lalu saya ke terimal blok M, suasana terminal sepi kendaraan dan sepi penumpang. Sangat berbeda situasinya dari beberapa tahun yang lalu. Dan pada akhirnya masyarakat memilih dan beralih menggunakan transportasi yang memberikan rasa aman dan nyaman.

Sayang, hingga saat ini organisasi pengelola bus atau pemilik bus ibukota rasanya enggan dalam meningkatkan layanan dan menciptakan suasana yang aman. Perilaku ugal-ugalan juga masih terlihat antar sesama sopir bus karena saling rebutan target penumpang. 

Kebut-kebutan dijalanan tanpa memperdulikan keamanan penumpang masih kerap terjadi. Padahal jika dikelola dengan baik, masyarakat masih membutuhkan transportasi bus ke berbagai tujuan.

Baik, kita kembali pada layanan transportasi umum yang semakin berkembang dengan berbagai fasilitas dan layanannya. Jika kita menilik pada fasilitas transportasi umum seperti busway dan krl, fasilitas yang ada sudah memadai kebutuhan pengguna/penumpang. 

Sayangnya, perilaku masyarakat dalam turut menjaga fasilitas umum masih kurang. Empati baik terhadap lingkungan sekitar maupun terhadap sesama penumpang juga masih minus. 

Seberapa sering kita melihat seseorang dengan rasa tidak bersalah membuang sampah sembarangan disekitar fasilitas umum, bahkan ketika didalam angkutan umum sekalipun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline