(Jumat, 19 September 2025)
Di sebuah kelas yang ramai oleh suara obrolan dan coretan spidol di papan tulis, ada satu hal sederhana yang sering terlupakan: kebersihan. Padahal, menjaga lingkungan kelas tetap bersih bukan sekadar urusan sepele, melainkan hal penting agar suasana belajar nyaman dan sehat. Menurut para siswa, menjaga kebersihan kelas berarti menjauhkan ruangan dari sampah dan kotoran, sehingga setiap orang betah berada di dalamnya.
Bagian belakang kelas sering menjadi "titik rawan." Di sanalah kadang kertas ujian yang tak terpakai, bungkus makanan, atau debu menumpuk tanpa disadari. "Kalau nggak rajin dibersihkan, belakang kelas bisa jadi sarang sampah kecil-kecilan," kata Darrel, salah satu murid yang dikenal rajin piket.
Di sekolah ini, sudah ada jadwal piket yang disusun rapi. Setiap hari, kelompok berbeda mendapat giliran membersihkan kelas sebelum pelajaran dimulai. Aktivitasnya sederhana: menyapu lantai, mengelap meja, dan menghapus papan tulis. Bagi sebagian orang, piket mungkin hanya kewajiban formal. Tapi bagi Darrel, kegiatan itu justru punya makna. "Menurutku, kalau kelas bersih, belajar juga lebih enak. Kita jadi lebih fokus, nggak terganggu sama debu atau sampah," ujarnya.
Tanggung jawab menjaga kebersihan memang tidak bisa dibebankan pada segelintir orang. Seluruh siswa punya peran. Ruang kelas adalah milik bersama, sehingga kebersihannya pun harus dijaga bersama. Jika satu dua orang enggan ikut serta, akibatnya akan dirasakan semua. Lantai yang kotor, meja penuh debu, atau papan tulis berkapur bisa mengganggu kenyamanan seluruh penghuni kelas.
Selain soal kenyamanan, ada alasan kesehatan yang tak kalah penting. Kelas yang jarang dibersihkan bisa menjadi tempat tumbuhnya kuman dan bakteri. Dari sinilah risiko penyakit seperti flu atau alergi muncul. "Kadang kita nggak sadar, meja yang kelihatan bersih bisa menyimpan banyak debu. Makanya aku suka lap meja sebelum duduk," tambah Darrel sambil tertawa kecil.
Hal-hal kecil seperti itu sebenarnya mudah dilakukan. Membiasakan diri membuang sampah ke tempatnya, menyapu sebelum pelajaran dimulai, atau sekadar mengingatkan teman yang lalai sudah cukup membantu menjaga kebersihan kelas. Kegiatan sederhana ini, jika dikerjakan bersama, memberi dampak besar.
Lebih dari sekadar kelas yang rapi, kegiatan piket mengajarkan banyak hal: disiplin, kerja sama, dan kepedulian. Murid belajar bahwa lingkungan bersih tidak datang begitu saja, tetapi hasil dari usaha dan tanggung jawab bersama. "Kalau semua ikut ambil bagian, kerja jadi ringan. Nggak ada yang merasa dirugikan," tutur Darrel lagi.
Dari cerita sederhana ini, jelas bahwa menjaga kebersihan kelas bukanlah beban, melainkan kebiasaan baik yang perlu ditanamkan sejak dini. Kelas yang bersih membuat suasana belajar lebih menyenangkan, siswa lebih sehat, dan semangat belajar pun tumbuh. Apa yang dilakukan Darrel dan teman-temannya menunjukkan bahwa hal kecil yang dilakukan bersama bisa membawa perubahan besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI