Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Jangan Sebut Corona Virus China

Diperbarui: 6 Februari 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: medicalfacts.it

Menyimak tagar di Twitter dan media sosial, ternyata ada warganet yang menyebut virus corona atau coronavirus 2019-nCoV sebagai virus China. Bukan hanya di Indonesia, sebutan salah kaprah ini juga tersua dalam unggahan aneka bahasa.

Orang awam memang mudah sekali menyamakan atau menyebut suatu hal dengan daerah asalnya. Sate yang dijual pedagang dari Madura disebut sate Madura. Mobil yang diproduksi di Jepang kita sebut mobil Jepang.

Akan tetapi, dalam hal menyebut virus, kita patut berhati-hati. Virus corona memang pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan, China pada Desember 2019. Virus itu memang asalnya dari China atau Tiongkok. Masalahnya, menyebut virus 2019-nCoV sebagai virus China memuat dua risiko yang cukup fatal.

Pertama, virus corona hanyalah satu dari beberapa virus yang muncul pertama kali di China. Aneka virus yang muncul pertama kali di China, misalnya:

1. Bubonic plague atau penyakit pes muncul di China pada tahun 1910--1912. Sekitar 40 ribu orang meninggal akibat penyakit pes ini.

2.  Virus H5N1 Asia (flu burung) pertama kali terdeteksi di Provinsi Guangdong, Cina, pada tahun 1996. Virus ini pertama kali membunuh beberapa angsa, tetapi hanya mendapat sedikit perhatian sampai menyebar melalui pasar unggas hidup di Hong Kong ke manusia pada Mei 1997, menewaskan 6 dari 18 orang yang terinfeksi .

3. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menyebabkan penyakit pernapasan akut. Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh coronavirus SARS (SARS-CoV). Antara November 2002 dan Juli 2003, wabah SARS di Cina selatan akhirnya menyebabkan 8.098 kasus, yang mengakibatkan 774 kematian di 17 negara, dengan sebagian besar kasus di Cina daratan dan Hong Kong.

4. Virus 2019-nCoV yang setakat ini telah menyebabkan 490 orang meninggal, 24.000 terinfeksi di 28 negara.

Menyebut  virus corona sebagai virus China salah kaprah karena nyatanya ada beberapa virus dari China. Virus (dari) China yang mana yang dimaksud saat orang mengatakan,"Waspada virus China!"? 

Kedua, penamaan virus China untuk virus corona 2019-nCoV berpotensi menyebar kebencian berdasarkan ras. Dalam konteks Indonesia, saudara-saudari kita keturunan Tionghoa sudah jadi korban diskriminasi rasial selama puluhan tahun, antara lain dengan kalimat memuat kata China yang diucapkan dengan niat buruk.

Atas pertimbangan itu, dalam pemberitaan media dan dokumen resmi, kata China sering kali diganti dengan kata Tionghoa yang dinilai lebih netral. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline