Lihat ke Halaman Asli

Biyan Mbois

Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Puisi | Melukis Hujan yang Berlari Kencang (Mendamba Pingkan~5)

Diperbarui: 30 Desember 2019   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sudah berapa ribu kecupan yang telah kuberikan padamu ?
entahlah, aku tak pernah menghitungnya
bisa jadi bukan cuma ribuan tapi sudah melampaui jutaan

kota berangsur menua
lampu-lampu perlahan meredup
sungai berubah mengering
abad mulai gersang

di malam yang panas
kuhembuskan nafasku di cermin hias
lalu kutuliskan namamu di atasnya
terasa datar saja, bahkan mengasing
sepi menjalar ke seluruh pori-poriku

di malam yang dingin
berulang-ulang kuseru namamu
sampai nafasku memburu
masih terasa tawar juga, tiada rasa
luka menjelajahi tiap sel-selku

kini baru kutahu
berjuta kecupan yang kuberikan padamu
hanyalah debu beterbangan
yang lenyap diserap udara
menjadi sia-sia
karena di padamu menjadi tanpa makna

Ajibarang, 29 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline