Lihat ke Halaman Asli

TEGUH HAS

FAMILY

Sepatu Butut Sang Dirut Part 6 (Tamat)

Diperbarui: 3 Juni 2025   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 6: Panggung yang Lebih Besar

Dua bulan setelah gagalnya kudeta Pak Darwis, reputasi Guntur melesat tidak hanya di internal PT Karyatama Abadi, 

tapi juga di dunia bisnis nasional. Media mulai menyoroti sosoknya: anak sopir yang jadi dirut, melawan sistem bobrok 

dengan kepala dingin.

Undangan wawancara, seminar, dan konferensi berdatangan. Tapi Guntur tetap memilih rendah hati. Ia lebih sering berada

di lapangan, mengawasi proyek pengembangan, mendengarkan keluhan karyawan bawah.

Hingga suatu hari, ia menerima undangan dari Kementerian BUMN. Bukan sekadar undangan biasa, melainkan permintaan

resmi untuk bergabung dalam dewan penasihat ekonomi nasional.

"Pak Guntur," kata seorang pejabat tinggi saat pertemuan itu, "kami butuh orang seperti Anda---yang bisa membuktikan 

bahwa kepemimpinan tak harus dibangun dari darah biru, tapi dari prinsip kuat dan keberanian menghadapi sistem rusak."

Guntur menatap ruangan mewah itu, memikirkan masa lalunya yang kelam---ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline