Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

TERVERIFIKASI

Blogger

Saatnya Cilincing Bertransformasi, dari Limbah Cangkang Kerang Menuju Ekonomi Sirkular

Diperbarui: 29 September 2025   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak bermain layangan di atas tumpukan limbah cangkang kerang setinggi 5 meter di pinggir pantai Cilincing, Jakut.(KOMPAS.com/SHINTA DWI AYU)

Beberapa waktu lalu, di media sosial, kita dikejutkan dengan tumpukan limbah cangkang kerang yang tingginya mencapai lima meter di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

Berdasarkan pantauan Detik.com, Senin (22/9/2025), petugas Dinas Lingkungan Hidup turun ke lokasi untuk mengumpulkan sampah yang telah bercampur dengan limbah cangkang kerang tersebut.

Sedangkan, berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan anak bermain layang-layang, bola, dan berdiskusi di atas tumpukan limbah yang menyerupai dataran buatan.

Pedagang pun ramai mangkal di area tersebut, menjual telor, sosis, dan sempol ayam kepada anak-anak yang bermain.

Fenomena ini bukan hal yang baru. Limbah kulit kerang di Jalan Kalibaru Barat VI E telah menjadi persoalan yang belum terselesaikan selama bertahun-tahun.

Sebagian besar masyarakat Cilincing bekerja sebagai nelayan kerang hijau. Mereka tidak hanya menjual kerang mentah, tetapi juga mengolahnya terlebih dahulu.

Kerang direbus lalu memisahkan daging kerang dari kulitnya sebelum dijual ke pasaran. Praktik ini memudahkan pembeli, namun menciptakan masalah lingkungan yang serius.

Sejak dibangunnya tanggul laut di Jalan Kalibaru Barat, warga jadi kesulitan membuang kulit kerang langsung ke laut seperti kebiasaan lama mereka.

Akibatnya, limbah tersebut dibuang di pinggir pantai, tepat di dekat tanggul, dan terus menumpuk hingga membentuk 'gunung' yang kini menjadi viral.

Peristiwa ini menjadi alarm bagi kita semua: aktivitas ekonomi produktif tidak boleh menghasilkan kerusakan lingkungan yang permanen.

Ancaman ganda bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline