Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

... karena menulis adalah berbagi hidup ...

Ngomong Doang, Laku Tak Ada

Diperbarui: 19 Juli 2021   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dan olahan dokpri

Suatu saat ada tamu datang ke kantor.
Dia bersama temannya yang bekerja dari provider yang waktu itu hanya ada 3.
Waktu itu tujuannya nengok dan ketemu saya. Jadi obrolan ya seputar nostalgia saja.

Lalu si temannya, berjalan-jalan sekitar kantor.
Dia nanya sekitar kantor dikelilingi siapa saja dan tanah milik siapa.
Lalu dia bilang kalau ada satu tiang provider tempatnya kerja ditaruh di sini, pasti akan membantu sinyal di sekitar.
Katanya dia sudah menghitung dan mengira-ngira dimana tempatnya yang bisa menjangkau luas.
Saat itu memang bangunan sekitar belum sebanyak sekarang.
Soal izin biar mereka yang urus. Sedangkan "sewa" lahan pendirian pancang itu akan masuk ke kantor.

Saya nggak bisa komentar lebih karena udah masuk urusan para bos di atas. Tapi katanya orang itu akan segera urus. Saya tahu beres saja.
Si teman mendukung karena memang sangat menguntungkan. Bukan saja soal sewa lahan, tetapi nanti ke depannya pasti akan sangat bermanfaat sebab sinyal sangat kencang di bagian itu.
Dia bilang akan bantu follow up.

Hingga zaman internet dimana-mana bahkan digunakannya kabel optik, banyak gedung didirikan di sekitar kantor, si tiang yang katanya bisa menguntungkan itu tidak pernah ada.
Jangankan tiang, kabar selanjutnya juga nggak ada.
Si teman pun pas ditanya ketawa-tawa aja.

Ada lagi ketika belum pandemi, teman-teman mahasiswa mau mengadakan kegiatan. Butuh dana banyak.
Mereka sendiri sudah siap hendak apa saja demi mencukupi dana itu. Tapi, tidak menutup kemungkinan kalau ada usul lain.

Lalu ada senior mereka suatu hari sengaja datang pas mereka sedang jualan selesai misa di dekat gereja. Ia bertanya berapa harga makanan yang sedang dijual.
Memang makanan yang dijual sebatas roti atau snack yang tidak terlalu mengenyangkan tapi cukuplah buat isi perut pagi.

"Kenapa nggak coba jual nasi kuning atau nasi uduk? Kan habis misa pada laper tuh. Daripada keliling cari makanan, mending beli di sini aja."
Mereka merasa tercerahkan. Lalu bertanya kira-kira bisa pesan dimana supaya bisa siap sebelum jam habis misa pagi.
Jawab si senior. "Kan banyak di dekat daerah kos atau masak sendiri juga gampang kan?"

Anak-anak mahasiswa itu hanya tersenyum.
Bingung mau mengiyakan atau komentar apa.

Si senior pun beranjak pergi.
Sambil borong dagangan mereka?
Boro-boro. Daritadi juga cuma nanya dan ngasih saran doang...
#katanjar #anj2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline