Lihat ke Halaman Asli

Benny Eko Supriyanto

TERVERIFIKASI

Aparatur Sipil Negara (ASN)

Reshuffle Kabinet Merah Putih: Jalan Baru Presiden Prabowo Menjaga Optimisme Bangsa

Diperbarui: 10 September 2025   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Prabowo Subianto melantik sejumlah menteri di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (8/9/2025). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)

Reshuffle kabinet selalu menjadi sorotan publik karena menjadi barometer arah kebijakan negara. Dalam tradisi politik Indonesia, setiap perombakan kabinet tidak pernah sekadar pergantian nama, tetapi juga penanda dinamika kekuasaan, strategi menghadapi tantangan, serta respons Presiden terhadap situasi sosial-ekonomi yang berkembang.

Kini, Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle pertamanya terhadap Kabinet Merah Putih. Keputusan ini langsung memantik diskusi hangat: apakah wajah-wajah baru ini membawa angin segar yang menumbuhkan optimisme, atau justru hanya sekadar pergantian formalitas yang tidak memberi perubahan berarti?

Reshuffle Perdana: Lima Posisi Strategis Berganti Tangan

Dalam reshuffle perdana ini, terdapat lima kementerian yang berganti nahkoda. Pertama, jabatan Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang Sri Mulyani kini digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, seorang ekonom yang kerap terlibat dalam perencanaan fiskal dan analisis makroekonomi. Publik kini menaruh ekspektasi tinggi: apakah Purbaya mampu melanjutkan reputasi disiplin fiskal yang menjadi ciri khas Sri Mulyani, sekaligus menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan Prabowo yang cenderung lebih ekspansif?

Kedua, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia kini dipimpin oleh Mukhtarudin, menggantikan Abdul Kadir Karding. Pekerja migran Indonesia merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar sekaligus wajah diplomasi sosial bangsa di luar negeri. Tugas berat menanti Mukhtarudin: memperkuat perlindungan hukum, memastikan akses kesehatan, serta mengangkat martabat pekerja migran di kancah internasional.

Ketiga, kursi Menteri Koperasi juga berganti. Budi Arie Setiadi digantikan oleh Fery Juliantono, politisi yang dikenal vokal dan dekat dengan lingkaran istana. Koperasi, sebagai simbol ekonomi kerakyatan, kini dituntut untuk bertransformasi agar tidak tertinggal dalam era digitalisasi. Apakah Fery mampu membawa koperasi lebih adaptif, modern, dan inklusif, tanpa meninggalkan ruh gotong royong yang melekat di dalamnya?

Adapun dua kementerian lain---yakni Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polkam), serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)---masih menunggu pengganti. Dua posisi ini sangat vital: satu untuk menjaga stabilitas nasional, yang lain untuk membangun fondasi generasi masa depan. Publik pun menanti, siapa figur yang akan dipercaya Prabowo untuk mengisi kursi strategis ini.

Politik, Ekonomi, dan Harapan Publik

Reshuffle kali ini sesungguhnya tidak bisa dibaca secara sederhana. Ia bukan hanya tentang perubahan nama, tetapi juga tentang arah politik dan kebijakan negara dalam lima tahun ke depan. Presiden Prabowo tampak ingin memberi sinyal bahwa ia serius menjaga kinerja pemerintahan sejak awal, tanpa menunggu kritik publik menumpuk.

Namun, di balik itu, publik juga menyimpan keraguan. Reshuffle sering kali diwarnai kalkulasi politik: pembagian kekuasaan kepada partai koalisi, akomodasi kepentingan, bahkan konsolidasi dukungan. Pertanyaan penting yang muncul: apakah reshuffle kali ini benar-benar murni untuk meningkatkan kinerja, atau ada aroma kompromi politik yang lebih dominan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline