Banyak kesimpang siuran data dan juga opini yang berkemang tentang tewasnya Mirna. Dalam kategori kriminal umum, kasus pembunuhan berencana ini tergolong simpel: ada korban, ada kronologisnya, dan ada saksi-saksi ketika si korban tewas. Kelemahannya, tidak ada yang menyaksikan langsung atau tidak ada sesuatu yang dapat membuktikan secara telak bahwa Jessica adalah pelaku yang memasukkan racun sianida ke dalam gelas kopi yang diminum Mirna, yang menyebabkan kematiannya. Namun 4 poin berikut ini diyakini akan mampu menjerat Jessica dan membuatnya terpenjara:
1) Menghindari spekulasi kemungkinan Mirna terpapar Sianida di tempat lain (bukan di Oliver Caffe) maka polisi harus punya bukti langsung (hasil lab forensik) yang menyatakan bahwa kopi yang diminum Mirna saat itu mengandung sianida yang sama dengan yang ada di lambung dan lever Mirna.
2) Ada 3 titik kemungkina dimana Kopi yang diminum Mirna itu bercampur sianida: a) tempat pembuatan (dapur), b) ketika dibawa dari dapur ke meja nomor 54, c) ketika minuman telah berada di atas meja. Harus ada dasar dan bukti yang kuat untuk mengeliminasi 2 dari tiga kemungkinan tersebut. Hanya kepastian bahwa kemungkinan nomor c yang berlaku yang dapat menjerat Jessica meski pada saat itu tidak ada orang yang menyaksikan namun dapat dipastikan bahwa hanya ada Jessica di sana.
3) Harus ada bukti jejak sianida yang sama pada diri Jessica, atau ada stroke pembelian sianida dengan konsentrasi yang sama yang terbukti bahwa hal itu terkait Jessica, atau dapat dibuktikan bahwa Jessica pernah memiliki racun sianida yang sama beberapa waktu sebelum kejadian tewasnya Mirna.
4) Ada kesaksian seseorang atau lebih yang mengatakan bahwa Jessica pernah berkata bahwa ia berniat akan menghabisi nyawa Mirna, apa pun motifnya.
Tim penyidik Polda metro Jaya tidak butuh pengakuan Jessica dalam menangani kasus ini. Dengan empat poin di atas diyakini akan sulit bagi Jessica bisa terhindar dari jerat hukum.
******
Sumber Ilustrasi: