Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Bagus Sajiwo

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Situs Candi Bogang: Keunikan Situs Candi yang Belum Dikenal Banyak Masyarakat

Diperbarui: 7 Maret 2023   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arca Dyani-Bodhisatva, Sumber: Foto Pribadi 2023 

Wonosobo merupakan kabupaten dingin yang memiliki banyak keunikan tersendiri. Kabupaten ini terletak tengah-tengah Pulau Jawa dengan ketinggian 608.398 meter di atas permukaan air laut. Wonosobo menyimpan banyak situs Candi baik yang sudah sudah diketahui oleh publik maupun belum diketahui, seperti Situs Candi Dieng yang sudah terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan. 

Selain itu yang baru-baru ini mulai dikenal banyak orang yaitu Situs Candi Bongkotan. Banyak orang mengenal candi ini karena terdapat Pasar Kumandang yang terletak berdekatan dengan Situs Candi Bongkotan, jadi situs ini menarik wisatawan. Diantara situs candi yang sudah dikenal terdapat peninggalan budha yang mungkin cukup asing bagi kebanyakan orang. Salah satunya Situs Candi Bogang. situs Candi terletak di Desa Bogang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Situs Candi Bogang ditemukan pada tahun 1982, candi ini ditemukan oleh para pekerja yang akan membuat sebuah pondasi bangunan. Kemudian penemuan ini ditindak oleh tim Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah dan Jurusan Arkeolog Fakultas Sastra UGM. Menurut Djoko Dwiyanto (1982 : 443) Penelitian ini menghasilkan fragmen arca berupa kepala arca budha, dua badan arca dan fragmen-fragmen lain yang diantaranya 4 buah batu umpak bulat besar. 

Situs Candi Bogang memiliki keunikan lainnya, pada nama candi ini diambil dari nama tempat desa tersebut, tidak seperti kebanyakan candi yang lainnya, selain itu meski Situs Candi Bogang menyandang nama candi namun tidak seperti sebuah candi pada umunya.  

Menurut Bapak Yudi Hartono (Akeolog dan Kurator Balai Konservasi Borobudur) Karena yang terdapat pada lokasi situs berupa satu arca Dyani-Budha tanpa kepala yang terbilang cukup besar dan satu arca Dyani-Bodhisatva yang juga tanpa kepala. Kepala candi ini tidak ada dikarenakan adanya isu pencurian-pencurian barang berharga yang terdapat pada candi tersebut. Namun setelah di usut lagi kepala candi tersebut tersimpan tersimpan di museum Karmawingga Borobudur. Alasan disimpannya kepala arca pada Situs Candi Bogang karena demi keamanan

 Arca yang terdapat pada Situs Candi Bogang akan terlihat lebih menarik apabila masih terdapat kepala atau arca tersebut secara utuh. Arca Dyani-Budha diperkirakan akan memiliki tinggi sekitar 3 meter apabila masih utuh. Sedangkan Arca Dyani-Bodhisatva memiliki ukuran yang lebih kecil dengan ukuran 2,5 meter. Selain itu pada setiap arca memiliki bentuk sikapnya masing-masing.

Menurut Soekmono (2002), arca Dyani-Budha memiliki sikap tangan dharmacakramudra, yaitu sikap tangan yang dharma, arca ini posisinya di pusat atau Zenith. Arca  Dyani-Budha memiliki arti berupa seorang yang telah mendapatkan sebuah pengetahuan keagamaan dan terbebas dari lingakran karma.

Selanjutnya arca yang kedua, yaitu Arca Bodhisatwa-Wajrapani. Arca ini memiliki nama yang diambil dari Dewa Wajaprani. Berdasarkan ajaran budha Wajaprani ini merupakan dewa pelindung yang mengelilingi  budha. Dewa yang melindungi budha ini ini meliputi  Manjusri, Awalokiteswara dan Wajprani (Djoko Dwiyanto.1982: 444). Arca ini memiliki pahatan berupa Bodhisatwa. Bodhisatwa merupakan tokoh dalam ajaran budha yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan lainnya di alam semesta yang sudah memilki kebajiakan luar biasa.

Arca Bodhisatwa-Wajrapani, Sumber: Foto Pribadi 2023

Setiyono, T. (2020). Belajar Toleransi Dan Kebhinekaan Melalui Situs Candi Bogang. KARMAWIBANGGA: Historical Studies Journal, 2(1).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline