Lihat ke Halaman Asli

Golkar dan Hanura Ke PDIP, Buyarkan Impian Demokrat

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Golkar dan Hanura merapat ke PDIP sehingga membuayarkan impian Demokrat untuk membuat poros baru.  Golkar masih penting.

*
Banyak kejutan di hari Kamis. Hari libur karena peringatan hari suci Waisak itu dipakai para petinggi partai untuk membuat komunikasi politik.

Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie (ARB) hari ini kembali bertemu dengan jajaran PDIP di rumah Megawati Soekarnoputri. Komunikasi terjadi setelah sebelumnya ARB bertemu dengan Jokowi di pasar Gembrong, Selasa malam.

Meski Rabu pagi, ARB sempat bertemu dengan presiden SBY di istana dengan membawa Agung Laksono, Syarif Cicip Sutardjo  dan MS Hidayat.

Hanura juga begitu. Pernah ada kabar Jokowi ke kediaman Wiranto di Bambu Apus. Beberapa waktu kemudian Wiranto dikabarkan bertemu dengan Puan Maharani. Dan hari ini, Kamis, Wiranto bertemu dengan Megawati untuk urusan koalisi.

Keputusan dua partai ini mengakhiri teka-teki selama ini. Apakah mereka ikut koalisi banteng yaitu dengan PDIP ataukan membuat poros baru bermitra dengan Demokrat yang belakangan menawarkan Sultan Hamengkubuwono sebagai capres.

Sinyal dua partai ini membuat poros banteng menjadi koalisi yang sangat gemuk. Disitu ada PDIP 18.95, Golkar dengan 14,75, Nasdem dengan 6,72, PKB dengan 9,04, PKPI dengan 0,91 dan Hanura dengan 5,26 persen.Akumulasi suara mencapai 55,63 persen.

Bandingkan dengan koalisi Gerindra yang terdiri dari Gerindra dengan 11,81, PAN dengan 7,59 PPP dengan 6,53 dan PKS dengan 6,79. Akumulasi suara mencapai 32,72 persen.

Tersisa partai Demokrat (10,19) dan PBB (1,46). Jika kemudian Demokrat berkeputusan bergabung dengan Gerindra, maka akumulasi poros Prabowo mencapai 42,91 persen.

Keadaan akhir ini memang sangat dipengaruhi oleh sikap Golkar. Golkar yang mula-mula mendekati Gerindra tiba-tiba berubah arah, kabarnya setelah ARB tersinggung atas sikap Hasyim Djojohadikusumo.

ARB berubah drastis, nyaris tanpa syarat ke PDIP. Keras kepala ARB sebelumnya yang kekeuh ingin jadi caprespun hilang seketika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline